4 Bandar Kripto Dulu Berharta Ratusan Triliun, Kini Sisa Nol

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
16 December 2022 07:05
Sam Bankman-Fried, yang mendirikan dan memimpin FTX sampai krisis likuiditas memaksa pertukaran cryptocurrency untuk menyatakan kebangkrutan, dikawal keluar dari gedung Pengadilan Magistrate setelah penangkapannya, di Nassau, Bahamas 13 Desember 2022. (REUTERS/DANTE CARRER)
Foto: Sam Bankman-Fried, yang mendirikan dan memimpin FTX sampai krisis likuiditas memaksa pertukaran cryptocurrency untuk menyatakan kebangkrutan, dikawal keluar dari gedung Pengadilan Magistrate setelah penangkapannya, di Nassau, Bahamas 13 Desember 2022. (REUTERS/DANTE CARRER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto mengalami guncangan hebat tahun ini yang berakibat kebangkrutan bagi para pemiliknya.

Mulai dari Terra LUNA yang menurun menyebabkan guncangan di pasar kripto, hingga kebangkrutan yang melanda FTX dengan pendirinya yang terancam 115 tahun penjara.

Berikut selengkapnya cerita bos-bos kripto yang bangkrut.

1. Sam Bankman-Fried

Sam Bankman-Field. (Dok: AP Photo/Matt York)Foto: Sam Bankman-Field. (Dok: AP Photo/Matt York)

Kisah pendiri FTX Sam Bankman-Fried berubah dalam waktu singkat. Dari yang sebelumnya memiliki harta Rp 413 triliun, dia harus mengalami kebangkrutan dan bahkan minggu ini ditangkap serta menghadapi tuntutan hingga 115 tahun penjara.

Bulan lalu berdasarkan laporkan Bloomberg Billionaires Index, pria 30 tahun itu dikabarkan kehilangan kekayaannya mencapai US$16 miliar atau sekitar Rp 232 triliun hanya dalam waktu 24 jam saja. Ini disebabkan masalah yang menimpa FTX yang juga menyeret perusahaan broker kripto lain yang dia miliki Alameda Research.

Dua orang sumber kepada Reuters menjelaskan, masalah FTX ini karena Bankman-Fried diam-diam memindahkan dana sebesar US$10 miliar milik pengguna ke Alameda Research. Namun dia membantahnya dan mengatakan perusahaannya salah membaca pelabelan internal yang membingungkan.

2. Zhu Su

Su Zhu, Co-founder Three Arrows CapitalFoto: dok Twitter Su Zhu

Three Arrows Capital (3AC) mengumumkan mengajukan status bangkrut. Hedge fund kripto global asal Singapura itu bermasalah karena harga cryptocurrency yang anjlok beberapa waktu lalu.

3AC sempat menjadi salah satu hedge fund mata uang kripto yang unggul di dunia. Mereka mengelola aset US$10 miliar atau setara Rp 150 triliun (asumsi Rp 15.000/US$).

Zhu Su bahkan dikabarkan tengah berusaha menjual rumah yang dibelinya di Singapura. Dovey Wan dari Primitive Capital pertama kali melihat penawaran tersebut, yang dilakukan secara pribadi menurut sumber di sektor real estat Singapura kepada CoinDesk.

3. Alex Mashinsky

Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Thought Catalog on Unsplash)Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Thought Catalog on Unsplash)

Pada Juli lalu, pengelola kripto Celcius Network mengajukan kebangkrutan ke pengadilan Amerika Serikat (AS). Perusahaan menjelaskan memiliki utang pada penggunanya US$4,7 miliar (Rp 73,9 triliun) dan US$1,2 miliar (Rp 18,8 triliun) kekurangan pada neracanya.

Tercatat Oktober 2021, CEO Alex Mashinsky mengelola aset senilai US$25 miliar (Rp 393 triliun). Nilai aset mulai terjun bebas dimulai saat harga kripto jatuh bersamaan di bulan Mei yakni US$11,8 miliar (Rp 185,6 triliun) dan memiliki aset US$8 miliar (Rp 125,8 triliun) dalam bentuk pinjaman ke klien.

Namun saat mengajukan kebangkrutan, aset perusahaan hanya bersisa US$167 juta (Rp 2,6 triliun) dalam bentuk tunai. Celcius mengatakan akan memberikan "likuiditas yang cukup" untuk mendukung operasi selama proses restrukturisasi.

4. Do Kwon

Do Kwon (Tangkapan Layar)Foto: Do Kwon (Tangkapan Layar)

Do Kwon menjadi sosok di balik Terra LUNA. Sejak nilai LUNA anjlok 98% menjadi di bawah US$1 per koin, industri perdagangan kripto ikut anjlok dan membuat banyak perusahaan bangkrut.

Terra LUNA pertama kali diterbitkan dengan harga US$0,8 per koin dan sempat menyentuh harga tertinggi sepanjang masa sebesar US$119,55 per koin pada April 2022. Terra LUNA juga pernah menjadi aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar keenam dengan nilai US$40 miliar. Setelahnya perlahan namun pasti harganya anjlok dalam.

Kini, stablecoin yang diterbitkan Do Kwon tersebut tidak ada harganya. Harta kekayaan Do Kwon tidak pernah dipublikasikan, tetapi dalam wawancara dengan The Wall Street Journal, ia mengaku nyaris semua asetnya lenyap seiring runtuhnya LUNA.

Do Kwon kini dikabarkan berada di Serbia setelah meninggalkan Singapura. Pemerintah Korea Selatan telah menetapkannya sebagai buronan.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bandar Kripto Bangkrut Minta Uang Sumbangan Dikembalikan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular