
Oksigen 'Diramal' Lenyap dari Bumi, Bagaimana Nasib Manusia?

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ilmuwan memperkirakan di masa depan Bumi akan rendah oksigen. Bahkan disebutkan atmosfernya lebih banyak metana.
Namun kejadian ini mungkin baru terjadi satu miliar tahun atau lebih. Menurut sebuah penelitian, jika ada perubahan data kemungkinan hilangnya oksigen akan lebih cepat.
Artikel Science Alert tahun 2021 lalu menuliskan jika itu yang terjadi maka Bumi akan kembali pada keadaan Great Oxidation Event (GOE). Peristiwa tersebut terjadi pada 2,4 miliar tahun lalu.
Para peneliti menjelaskan deoksigenasi atmosfer, dengan penurunan O2, akan dipicu sebelum dimulainya rumah kaca yang lembab di sistem iklim Bumi. Selain itu akan terjadi sebelum air di permukaan menghilang dari atmosfer.
"Saat itu terjadi maka akan menjadi akhir dari perjalanan umat manusia dan makhluk hidup yang bergantung dengan oksigen," demikian artikel itu seperti dikutip Rabu (14/12/2022).
Kesimpulan para peneliti berasal dari model perinci biosfer Bumi. Ini memperhitungkan perubahan kecerahan Matahari serta penurunan tingkat karbondioksida akibat gas dipecah karena peningkatan tingkat panas.
Dengan keadaan karbondioksida yang lebih sedikit, artinya organisme fotosintesis juga lebih sedikit.
"Penurunan oksigen sangat sangat ekstrem," kata ilmuwan Bumi dari Institut Teknologi Georgia Chris Reinhard awal tahun lalu. "Kita berbicara sekitar satu juta kali lebih sedikit oksigen dibandingkan saat ini".
Berdasarkan perhitungan dari Reinhard dan ilmuwan lingkungan Kazumi Ozaki, Bumi yang kaya oksigen akan berakhir 20-30% dari umur planet. Meski kehidupan manusia berakhir, para mikroba tetap akan hidup.
Ozaki menjelaskan nantinya akan ada peningkatan metana pada atmosfer. Selain itu Co2 rendah dengan tidak ada lapisan ozon.
"Sistem Bumi mungkin akan menjadi dunia dengan bentuk kehidupan anaerobik," ungkapnya.
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bahayanya Bikin Ngeri, Luas Lubang Lapisan Ozon Sudah Segini