Kisah Sam Bankman-Fried Dulu Harta Rp413 T Kini Masuk Tahanan

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Rabu, 14/12/2022 10:05 WIB
Foto: Sam Bankman-Fried, yang mendirikan dan memimpin FTX sampai krisis likuiditas memaksa pertukaran cryptocurrency untuk menyatakan kebangkrutan, dikawal keluar dari gedung Pengadilan Magistrate setelah penangkapannya, di Nassau, Bahamas 13 Desember 2022. (REUTERS/DANTE CARRER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nama Sam Bankman-Fried (SBF) dan bursa kripto FTX ramai diperbincangkan sejak beberapa waktu lalu. Ini dimulai saat banyak pengguna FTX menarik uangnya secara massal dan perusahaan dengan cepat runtuh.

Lalu siapa sebenarnya Sam Bankman-Fried dan FTX? Berikut 4 faktanya, dirangkum dari Reuters, Rabu (14/12/2022):

Siapa Sam Bankman-Fried?


Foto: Foto profil Sam Bankman-Fried (via REUTERS/FTX)

Sam Bankman-Fried anak dari profesor hukum di Universitas Stanford bernama Joseph Bankman dan Barbara Fried. Dia bekerja di Jane Street Capital usai lulus dari Massachusetts Institute of Technology.

Pada 2017 usai resign dari Jane Street, Bankman-Fried membangun perusahaan perdagangan kripto Alameda Research dan FTX pada satu tahun kemudian. Perusahaan tersebut bernilai US$32 miliar pada tahun lalu.

Dari perusahaan yang dibangun juga membuat Bankman-Fried jadi orang kaya. Pria 30 tahun itu dilaporkan Forbes memiliki kekayaan mencapai US$26,5 miliar (sekitar Rp 413 triliun)

SBF juga diketahui ikut menyumbang pada kampanye Joe Biden tahun 2020 lalu. Besaran sumbangannya mencapai US$5,2 juta dan tercatat sebagai salah satu donatur terbesar untuk kandidat politik di Partai Demokrat.

Kronologi runtuhnya FTX

Foto: Logo FTX terlihat di pintu masuk FTX Arena di Miami, Florida, AS, 12 November 2022. (REUTERS/Marco Bello)

Masalah FTX dimulai saat banyak pedagang yang melakukan penarikan sejumlah US$6 miliar hanya dalam 72 jam saja. Binance, yang sebelumnya dikabarkan akan menyelematkan FTX, tiba-tiba saja meninggalkan kesepakatan.

Masalah-masalah tersebut yang akhirnya membuat FTX mengajukan kebangkrutan pada pengadilan tanggal 11 November lalu.

Menurut dua orang sumber kepada Reuters, masalah FTX terjadi karena Bankman-Fried diam-diam memindahkan US$10 miliar dana milik pengguna FTX ke Alameda Research. Namun dia membantah hal tersebut.

Kepada Reuters bulan November lalu, dia mengatakan perusahaannya tidak 'diam-diam mentransfer' Namun salah membaca 'pelabelan internal yang membingungkan'.

Sam Bankman-Fried ditahan dan diekstradisi

Foto: Sam Bankman-Fried, yang mendirikan dan memimpin FTX sampai krisis likuiditas memaksa pertukaran cryptocurrency untuk menyatakan kebangkrutan, dikawal keluar dari gedung Pengadilan Magistrate setelah penangkapannya, di Nassau, Bahamas 13 Desember 2022. (REUTERS/DANTE CARRER)

SBF akhirnya ditangkap pada hari Senin waktu setempat di Bahama. Diperkirakan kejaksaan agung akan mengekstradisi Bankman-Fred ke Amerika Serikat (AS).

Jaksa AS mengatakan Bankman-Fried terlibat dalam skema penipuan pada pelanggan FTX. Yakni dengan menyalahgunakan simpanan untuk membayar pengeluaran dan utang Alameda, selain juga melakukan investasi.

Selain itu, SBF juga dituding menipu pemberi pinjaman ke Alameda dengan memberi informasi palsu dan menyesatkan soal keadaan perusahaan. Dia berusaha menyamarkan uang yang didapatkan dari penipuan kawat.

Regulator AS juga menggugat SBF. Komisi Sekuritas dan Bursa AS menuduhnya menipu investor dengan mengumpulkan lebih dari US$1,8 miliar ekuitas dan menyembunyikan fakta perusahaan melakukan pengalihan dana ke Alameda.

Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS menuduh Bankman-Fried dan perusahaannya menipu dan membuat kesalahan penyajian material dengan curang.

Nasib Sam Bankman-Fried terancam 115 tahun

SBF diperkirakan akan diekstradisi dan diadili di Amerika Serikat. Bankman-Fried mengatakan tidak akan melepaskan haknya untuk sidang ekstradisi.

Para ahli hukum menjelaskan kemungkinan jaksa dan regulator akan mendulukan tuntutan pidana. Sedangkan kasus perdata akan ditunda.

Jaksa kemungkinan akan melakukan restitusi untuk hasil dari kejahatan Bankman-Fried. Namun ahli hukum mengatakan kemungkinan untuk sulit menemukan aset.


(npb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat