Kisah Bocah Ajaib Kripto Sam Bankman-Field yang Kini Bangkrut

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Selasa, 22/11/2022 14:10 WIB
Foto: Sam Bankman-Fried (Tangkapan Layar via website ftx.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama satu bulan terakhir, Sam Bankman-Fried dan perusahaan yang dia dirikan FTX memenuhi pemberitaan. Ini dimulai dari masalah di perusahaannya, dan juga harta pria 30 tahun itu dilaporkan menurun drastis.

Laporan Bloomberg Billionaires Index awal bulan ini menyatakan kekayaannya pria yang dijuluki wonder child crypto ini (bocah ajaib) anjlok hingga US$16 miliar atau Rp 232,5 triliun. Kekayaan Bankman-Fried terikat dengan aset kripto yang dimilikinya dari FTX, perusahaan yang dia dirikan dan broker kripto Alameda Research.

Masalah bermula saat Forbes melaporkan jika FTX mirip seperti TerraUSD, yang nilai tokennya anjlok beberapa waktu lalu. Token FTX  bernama FTT disebut didukung oleh bursanya sendiri serta didesain mendukung berbagai proyeknya.


Ini membuat FTT rentan akan volatilitas. Belum lagi neraca Alameda Research dilaporkan diisi dengan FTT, terbagi aset tunggal sebesar US$14,6 miliar yang merupakan tidak terkunci serta aset terbesar ketiga jaminan FTT mencapai US$2,16 miliar.

Laporan Forbes mengungkapkan jika Alameda dan FTX bukanlah bisnis terpisah. Setelah laporan tersebut, Binance yang memiliki porsi cukup besar di token tersebut membuang kepemilikan FTT dan akhirnya makin memperburuk keadaan.

Aksi jual Binance itu juga memicu ambruknya nilai FTT. Bulan September 2021 lalu koin itu sampai puncaknya senilai US$78 dan menjadi US$24 sebelum tweet bos Changpeng Zhao pada 6 November mengenai keputusan keluar dari FTT.

Foto: Sam Bankman-Field. (Dok: AP Photo/Matt York)

Sejak saat itu nilai FTT terus mengalami penurunan, seperti Selasa hari ini (22/11/2022) pukul 10:52 WIB nilainya US$1,29 menurut laman coinmarketcap.com.

Setelah itu aksi penarikan besar-besaran terjadi mencapai US$6 miliar. Bahkan untuk menyelamatkan perusahaannya, Bankman-Fried meminta tolong Zhao yang menjadi rivalnya untuk mengakuisisi FTX di luar Amerika Serikat (AS).

Perjalanan Berliku Sang Penyelamat

Mirisnya semua ini terjadi setelah Bankman-Fried datang seperti penyelamat industri kripto beberapa waktu lalu. Yakni saat nilai stablecoin TerraUSD anjlok dan berdampak pada beberapa perusahaan kripto lain. Saat itu dia memberikan penawaran likuiditas pada perusahaan kripto yang terdampak seperti Voyager Digital dan Celcius.

Namun saat FTX bermasalah tak ada lagi yang menolongnya. Kesepakatan akuisisi dengan Zhao dilaporkan batal. Menurut Binance, masalah yang dialami FTX tidak bisa mereka tolong lagi. "Pada awalnya, harapan kami adalah bisa membantu konsumen FTX dengan menyediakan likuidtas. Namun, isu ini ternyata di luar kemampuan kami untuk menolong," kata Binance.

FTX juga akhirnya juga memutuskan mengajukan status bangkrut di AS. Ini juga membuat Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) memutuskan menghentikan perdagangan FTX di Indonesia pada 14 November 2022 lalu.


(npb/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bitcoin Meledak, Emas Tersingkir?