
Wah! Investor Ini Tawarkan Rp 1,5 M ke Karyawan PHK Startup

Jakarta, CNBC Indonesia - Marsha Bucher, pendiri dan mitra umum Day One Ventures pernah merasakan pahitnya di-PHK. Bahkan dia harus dipecat dua kali dalam karirnya, pertama kali saat baru berusia 19 tahun.
Meski dia merasa putus asa dan malu saat itu, namun Bucher mengaku akhirnya berterima kasih pada pengalaman tersebut.
"Di-PHK adalah hal terbaik yang pernah terjadi pada saya," katanya. Dia menyebutnya sebagai 'panggilan untuk membangunkan' dirinya sebagai pengusaha full-time.
Dalam beberapa minggu terakhir, raksasa teknologi dunia berbasis di Silicon Valley mengumumkan memangkas jumlah pegawainya. Perusahaan dari Twitter, Stripe, hingga Meta memberhentikan hingga persentase dua digit dari tenaga kerja mereka.
Di saat hampir bersamaan, Day One mengumumkan sebuah program bernama Funded Not Fired pada 8 November 2022 lalu. Program akan memberikan dana US$100 ribu (Rp 1,5 milliar) ke dalam 20 startup baru dengan setidaknya satu pendiri korban pemutusan hubungan kerja (PHK) baru-baru ini.
"Investor VC duduk dengan miliaran dolar dan sekarang kami punya ribuan orang berbakar di bidang teknik, tenaga penjualan, staf pendukung dan fungsi lain yang mencari peluang kerja baru. Jadi mengapa tidak mengarahkan sebagian dari uang ini kepada mereka," kata Bucher dikutip dari CNBC Internasional, Senin (21/11/2022).
Batas waktu mengajukan program ini hingga 25 November mendatang dan pengumuman dilakukan 20 Desember 2022. Bucher mengklaim telah menerima ratusan lamaran.
Dia menekankan program tersebut bukan amal serta menegaskan mantan karyawan perusahaan besar seperti Stripe dan Twitter tidak akan mendapatkan perlakuan istimewa. Meski itulah inspirasi program Funded Not Fired diluncurkan.
"Saya harap kami melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar memberikan harapan untuk pekerja teknologi," ungkapnya.
"Menjadi seorang pendiri dapat menjadi salah satu pekerjaan paling kreatif dan bermanfaat di dunia, dapat memiliki dampak besar dan berjangkauan luas. Saya ingin memperkenalkan orang-orang ke jalan itu dan menunjukkan pada mereka ada cara lain menjadi orang sukses".
Bucher, yang berasal dari Rusia, mengawali karirnya sebagai pimpinan gerakan pemuda pro-pemerintah Nashi. Pada 2014 akhirnya dia berimigrasi ke Amerika Serikat (AS) mendirikan studio M&A PR, yang memimpin kampanye publisitas untuk klien termasuk Houzz, HotelTonight dan WeWork.
Hanya bertahan 4 tahun, pada 2018 dia meninggalkan perusahaan itu dan fokus membangun Day One Ventures. Untuk perusahaannya ini, Bucher memanfaatkan keterampilan dan koneksi pada karir teknologi.
Perusahaan berhasil mengumpulkan US$100 juta dan menginvestasikan pada 100 perusahaan. Portofolio Day One mencakup dari tool email Superhuman hingga situs parenting Winnie.
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meta, Twitter Hingga Amazon PHK Massal, Ini Biang Keroknya
