Investor Kripto Lagi Ngeri-ngeri Sedap Nih, Ada Apa Gerangan?

Redaksi, CNBC Indonesia
10 November 2022 14:40
Sam Bankman-Fried
Foto: Sam Bankman-Fried (Tangkapan Layar via website ftx.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa kripto FTX dan pemiliknya Sam Bankman-Fried sedang jadi bahan perbincangan. Ini terkait efek domino dari berbagai masalah yang dialami FTX dalam beberapa waktu terakhir.

Salah satunya pada Oktober lalu saat perusahaan harus terseret dalam kasus phishing. Penipuan itu terkait dengan 3Commas, platform bot perdagangan yang terhubung dengan FTX lewat application programming interface (API).

Coindesk melaporkan Scammer melakukan kloning situs web 3Comma sebelum melakukan perdagangan pada akun korbannya. Ada jutaan dolar yang berhasil dicuri oleh peretas.

Bankman-Fried yang menjabat sebagai CEO FTX pasang badan atas masalah itu. Dia mengatakan perusahaan setuju mengganti kerugian korban serangan hingga US$6 juta.

"Kami sebagian besar membasmi situs yang mencoba mengelabui pengguna dengan menyamar sebagai FTX. Namun kami tidak bisa memperbaiki situs palsu yang meniru layanan lain. Beberapa pengguna tidak sengaja mendaftar di situs palsu lainnya," kata dia, dikutip dari Coindesk.

"Dalam kasus khusus, kami akan memberikan kompensasi pada pengguna yang terdampak. Ini hanya satu kali dan tidak akan melakukannya lagi ke depan".

Masalah FTX dan Alameda Research

FTX sempat bernilai US$32 miliar beberapa waktu lalu. Bankman-Fried juga melebarkan kerajaan kriptonya dengan mendirikan perusahaan investasi Alameda Research dengan tujuan sebagai penyedia likuiditas di FTX.

Tahun 2019 saat meluncurkan FTX, dia menuliskan dalam tweetnya "Indentif Alameda hanya untuk FTX untuk melakukan sebaik mungkin".

FTX juga selamat dari krisis likuiditas yang melanda kripto awal 2022 saat anjloknya stablecoin TerraUSD. Saat Bankman-Fried mememberikan penawaran likuiditas pada perusahaan kripto yang kesulitan misalnya pada Voyager Digital dan Celcius.

Masalah dimulai karena token asli FTX, FTT. Forbes menuliskan FTX dibangun seperti TerraUSD, dan juga didukung oleh bursanya sendiri dan dirancang untuk mendukung berbagai proyeknya.

Namun token digunakan untuk mendukung FTX membuat kerajaan Bankman-Fried menjadi rentan pada volatilitas di FTT. Coindesk sempat melaporkan jika neraca Alameda Research diisi dengan FTT, terbagi atas aset tungga terbesar US$14,6 miiliar yang merupakan FTT tidak terkunci dan aset terbesar ketiga jaminan FTT mencapai US$2,16 miliar.

Menurut Forbes, fakta ini membuat Alameda dan FTX bukan bisnis terpisah dan membuat perusahaan investasi jadi rentan pada volatilitas FTT. Sebagai catatan kelemahan terbesar token asli adalah jenis koin kripto ini hampir tidak diatur dan bisa dengan cepat menjadi mangsa kerugian pasar.

Ini diperparah dengan Binance yang memiliki porsi cukup besar di FTT membuang kepemilikannya setelah laporan Coin Desk dipublikasi.

Aksi Binance itu memicu ambruknya nilai FTT. Pada September 2021 sempat memuncak di level US$78 menjadi US$24 sebelum tweet Changpeng Zhao pada 6 November soal keputusan keluar dari FTT dan akhirnya ambles US$3.

Setelah itu terdapat penarikan besar-besaran di FTX mencapai US$6 miliar. FTX yang sebelumnya jadi penyelamat kali ini meminta bantuan untuk diselamatkan kepada Zhao untuk mengakusisi FTX di luar Amerika Serikat (AS).

Pada Senin malam, Bankman-Fried menghadapi kekeringan modal dan berusaha mencari dukungan suntikan modal dari modal ventura dan investor lain. Lalu akhirnya dia pergi menemui Zhao.

"Sore ini, FTX meminta bantuan kami," tulis Changpeng Zhao melalui akun Twitter resminya. "Ada krisis likuiditas yang signifikan. Untuk melindungi pengguna, kami menandatangani [letter of interest] yang tidak mengikat, yang bermaksud untuk mengakuisisi penuh FTX.com."

Bankman-Fried mengonfirmasi kerja sama tersebut. "Segalanya telah menjadi lingkaran penuh, dan investor pertama, dan terakhir FTX.com adalah sama: kami telah mencapai kesepakatan tentang transaksi strategis dengan Binance untuk FTX.com (menunggu DD dll)."

Kekayaan Bankman-Fried yang terikat degan FTX dan Alameda juga ikut ambles. Pria 30 tahun tak lagi masuk menjadi anggota klub miliarder, setelah kekayaan bersihnya anjlok 94% dan menjadi hampir US$991,5 juta dalam semalam, berdasarkan laporan Bloomberg Billionaires Index.

Sayang, berdasarkan laporan CNBC Internasional akuisisi itu batal dilakukan. "Pada awalnya, harapan kami adalah bisa membantu konsumen FTX dengan menyediakan likuidtas. Namun, isu ini ternyata di luar kemampuan kami untuk menolong," kata Binance.

Ruwetnya masalah FTX ini juga diikuti penurunan nilai sejumlah kripto selama 24 jam terakhir. Misalnya saja BNB yang turun 13,58%, FTT yang ambles 40,56%, dan Solana 24,07%.

CAKE, Dogecoin dan Bitcoin juga mengalami hal yang sama dengan masing-masing penutunan adalah 7,17%, 4,10%, dan 8,80%.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular