8 Aplikasi Kripto Ini Berbahaya, Hapus Sekarang Juga!

Jakarta, CNBC Indonesia - Ditemukan delapan aplikasi jahat yang menipu penggunanya. Jika Anda memiliki aplikasi bermasalah tersebut, disarankan untuk segera menghapusnya.
Aplikasi kripto berbahaya menjanjikan penggunanya untung besar dan cepat. Namun, ternyata uang pengguna malah dikuras oleh aplikasi jahat itu.
Seluruh aplikasi ditemukan di Google Play Store, dan pihak Google menyatakan telah menghapus seluruh aplikasi bermasalah itu.
Jika Anda punya salah satu aplikasi itu, segera hapus. Caranya dengan masuk ke menu Settings > Apps, berikutnya klik nama aplikasi dan klik Uninstall.
Aplikasi bermasalah itu menggunakan skema 'cepat kaya' dan mengajak pengguna menginvestasikan uangnya.
Dengan begitu pengguna berharap bisa mendapatkan keuntungan dari sana tetapi ternyata uangnya terkuras.
![]() |
Aplikasi kripto berbahaya
Berikut daftar aplikasi kripto yang menipu dan menguras uang penggunannya, dikutip dari Business Insider, Selasa (11/10/2022):
1. BitFunds - Crypto Cloud Mining
2. Bitcoin Miner - Cloud Mining
3. Bitcoin (BTC) - Pool Mining Cloud Wallet
4. Crypto Holic - Bitcoin Cloud Mining
5. Daily Bitcoin Rewards - Cloud Based Mining System
6. Bitcoin 2021
7. MineBit Pro - Crypto Cloud Mining & btc miner
8. Ethereum (ETH) - Pool Mining Cloud.
Trend Micro melaporkan aplikasi itu tidak bisa diakses secara gratis. Namun pengguna harus membayar uang US$14,99 hingga US$189,99 (Rp 214 ribu - Rp 2,7 juta) untuk meningkatkan kemampuan.
"Meski aplikasi tidak terkait dengan operasi penambangan cloud atau punya fitur penambangan kripto, beberapa aplikasi meminta pengguna membayar peningkatan kripto lewat sistem penagihan dalam aplikasi dengan harga US$14,99 hingga US$189,99," jelas Trend Micro.
Aplikasi juga akan menyarankan pengguna membayar peningkatan kemampuan penambangan. Yakni mereka diminta membeli mesin kripto favorit di Cloud.
Selain itu Trend Micro mengatakan 8 aplikasi tersebut juga memaksa pengguna menonton iklan dan berlangganan. Nilai langganannya adalah rata-rata US$115 atau RP 1,6 juta per bulannya.
Namun bukan hanya 8 aplikasi saja yang bermasalah. Trend Micro mencatat masih ada lebih dari 120 aplikasi serupa yang ditemukan, bahkan disebutkan sudah menarik 4.500 pengguna tahun lalu.
[Gambas:Video CNBC]
(dem)