
Grab-GoTo-Shopee Mau Jadi Super App, Ini Jeroan Keuangannya

Meskipun kinerja keuangan GoTo di bisnis on-demand dan e-commerce ada di bawah dua pemain regional, ternyata GoTo punya keunggulan di bisnis fintech. Di antara ketiga perusahaan tersebut, GoTo memproses transaksi paling banyak, yang dilaporkan sebagai GTV untuk GoTo Financial.
Selain GoPay, layanan e-wallet dan pembayaran digital yang dibuat oleh GoJek, GoTo juga memiliki Midtrans, salah satu payment gateway terbesar di Indonesia.
Take rate fintech yang dilaporkan oleh GoTo adalah sekitar 0,5%, yang berada di antara margin pendapatan bersih Xendit (alternatif utama untuk Midtrans) dan tarif pedagang yang dikenakan oleh GoPay. Di sisi lain, Grab melaporkan tingkat komisi 2,7% untuk layanan keuangan.
Tak satu pun dari perusahaan secara eksplisit menyoroti volume pinjaman fintech dalam laporan mereka.
Namun, terlihat pada Neraca SEA (30 Juni 2022) bahwa piutang pinjaman jangka pendeknya telah tumbuh dari US$1,5 miliar (setengah tahun yang lalu) menjadi sekitar US$2 miliar.
Ini mungkin pinjaman gabungan yang dikeluarkan dari neraca SeaMoney Group dan SeaBank di Indonesia. Bank seperti DBS juga mendanai program pinjaman bersama dengan SeaMoney, yang berarti saldo pinjaman SeaMoney sebenarnya lebih dari US$2 miliar.
Di GoTo, mungkin bisa melihat Bank Jago sebagai proxy. Bank yang menjadikan GoTo sebagai pemegang saham utama dan menyediakan modal untuk bisnis pinjaman GoTo, mencatat saldo pinjaman US$330 juta per 30 Juni 2022, tumbuh dari US$221 juta setengah tahun lalu.
(dem/dem)