
Wamen BUMN Ungkap Tantangan Startup Zaman Now

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada sejumlah tantangan yang dihadapkan startup Indonesia saat ini. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan tantangannya adalah terkait scalability untuk bisa bertahan.
"Saya melihat tantangan utama venture capital dan startup masuk ke scalability. Tanpa ada integrasi offline dan online sulit untuk scalable. Karena investasi di offline akan sangat mahal," kata dia, dalam BUMN Startup Day, Selasa (27/9/2022).
Dia mengatakan startup bisa berkolaborasi dengan BUMN, sebab memiliki dari basis aset hingga konsumen. Apabila perusahaan rintisan tersebut punya solusi dapat dikombinasikan dengan ekosistem BUMN agar bisa scale up.
"Kalau para startup punya solusi yang memang uniqueness dan strength bisa kombinasikan dengan ekosistem BUMN bisa scale up secara sustainable," jelas Kartika.
Dalam kesempatan yang sama, CMO GDP Ventures, Danny Wirianto juga mengatakan hal serupa. Tantangan yang sama adalah cara untuk meningkatkan skill dan menjadi sustain, artinya dapat menghasilkan uang sendiri.
Dia juga menyinggung terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi pada startup. Menurutnya pandemi digunakan untuk perusahaan bisa melepaskan orang-orang yang fungsinya tidak terlalu banyak.
"Banyak startup let go people pas lagi pandemi. tujuannya karena kadang-kadang kita scaling hire nya gila, asal ada orang masuk kita terima," kata Danny.
Sementara itu, Co-founder dan Managing Partner Northstar Advisory, Patrick Walujo menjelaskan pengalaman beberapa perusahaan yang diberi pendanaan oleh pihaknya. Misalnya saja ekosistem GoTo yang berjalan dan meningkat pesat saat pandemi adalah Tokopedia dan GoFood.
Namun ternyata di sisi lain layanan pengantaran orang Go-Ride terdampak akibat mobilitas yang terbatas. Setelah masuk ke post-pandemi membuat semuanya berubah.
"Sekarang yang menarik dari ekosistem GoTo, penjualan Tokopedia dan Gofood tetap naik. Tapi transportasi naik cepat karena mobilitas berjalan lagi," kata Patrick. "Di perusahaan seperti Halodoc ada penurunan kebutuhan layanan medik online".
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dulu Cleaning Service, Jadi Pendiri Startup Berharta Rp 29 T