
Kejar Profitabilitas 2023, Startup Ini PHK 860 Karyawan

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang PHK di dunia startup nampaknya belum akan mereda. Terbaru Twilio mengumumkan rencana memangkas 11% jumlah karyawannya.
Twilio, platform komunikasi cloud beralasan bergabung dengan perusahaan teknologi lain yang mengurangi biaya serta menopang margin saat penurunan permintaan pada layanan cloud, dikutip Reuters, Kamis (15/9/2022).
Selama pandemi, Twilio melakukan perekrutan pegawai baru secara agresif. Yakni dalam rangka memenuhi peningkatan permintaan pada penyedia layanan cloud dari perusahaan yang ingin tetap beroperasi saat kebijakan lockdown terjadi di hampir seluruh negara dunia.
Jumlah karyawannya melonjak tajam hanya dalam waktu setahun. Pada 2020 jumlah 4.629 orang meningkat menjadi 7.867 orang pada akhir tahun lalu. Jika dilakukan PHK 11%, maka jumlahnya 866 orang.
Pendapatan Twilio memang melonjak saat puncak pandemi. Namun Reuters mencatat tingkat pertumbuhannya mengalami penurunan tipis.
Dengan pertumbuhan penjualan kuartal kedua tercatat 41%, jadi yang terendah sejak kuartal Desember 2017 lalu.
Tahun ini saham Twilio juga telah anjlok hingga 73%. Dalam sebuah pengajuan, perusahaan menyebut akan mengulangi perkiraan pada kuartal ketiga.
Pada kuartal tiga ini perusahaan akan mengeluarkan biaya sebagian besarnya untuk PHK. Restrukturisasi itu diperkirakan menelan biaya US$70 juta hingga US$90 juta (Rp 1,04 triliun hingga Rp 1,34 triliun).
Twillio telah berjuang untuk profitabilitas pada tahun 2023, dan restrukturisasi bertujuan untuk meningkatkan margin operasi, menciptakan kapasitas penjualan yang lebih baik, dan mengurangi biaya operasi.
Dalam sebuah surat kepada karyawan, CEO Twilio Jeff Lawson mengatakan perusahaan memutuskan untuk memberhentikan staf agar berjalan lebih efisien dan menyelaraskan investasi perusahaan dengan prioritasnya. Dia mengatakan keputusan itu "sangat sulit," tetapi juga "bijaksana dan perlu."
"Twilio telah tumbuh pada tingkat yang menakjubkan selama beberapa tahun terakhir. Itu terlalu cepat, dan tanpa fokus yang cukup pada prioritas perusahaan kami yang paling penting, "kata Lawson dalam surat itu seperti dikutip dari CNBC International. "Saya bertanggung jawab atas keputusan itu, serta keputusan sulit untuk melakukan PHK ini."
Lawson mengatakan karyawan yang terkena dampak merupakan pekerja di area yang dapat beroperasi lebih efisien dan di mana pelanggan dapat "berhasil tanpa banyak campur tangan manusia."
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Cuma di Silicon Valley, Startup RI Pernah PHK Pegawai