
'Tsunami' PHK Startup Telan 15 Ribu Orang di Bulan Mei

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemutusan Hubungan Karya (PHK) di startup secara global dilaporkan mencapai 15.000 orang karyawan. Ini berdasarkan laporan agregator layoff.fyi dan terjadi pada bulan Mei lalu.
Fenomena ini terjadi karena ketergantungan startup pada pendanaan investor dan digunakan dalam operasional bisnis yang rugi. Sayangnya pendanaan juga akan sulit didapatkan hingga dua tahun ke depan, karena perang Rusia dan Ukraina serta kondisi ekonomi makro global yang juga terdapat lonjakan inflasi.
Berikut startup yang memangkas karyawannya, dirangkum CNBC Indonesia dari Tech Crunch, Kamis (2/6/2022):
Vtex
PHK di Vtex berdampak pada 193 orang atau 13% dalam tim. Perusahaan juga menyusun opt-in public spreadsheet yang dibagikan untuk pegawai sedang mencari pekerjaan, bagi mereka yang diberhentikan.
"Keputusan untuk mengurangi tenaga kerja kami diambil sebagai pertimbangan strategi seputar struktur organisasi apa yang bisa memberikan prioritas kami yang disesuaikan," kata pendiri dan co-CEO Geraldo Thomas dan Mariano Gomide de Faria
Vtex, yang bergerak di bidang e-commerce itu juga menjanjikan tidak akan ada rencana PHK lagi. Selain itu memastikan tidak akan memotong investasi pengembangan bakat mereka.
Paypal
Perusahaan fintech itu menutup kantor di San Fransisco. Berselang satu minggu Paypal memangkas 83 karyawan dari jumlah total lebih dari 30 karyawan perusahaan.
Soal keputusan PHK, Paypal menyatakan, "terus mengevaluasi cara kami bekerja untuk memastikan kami siap memenuhi kebutuhan pelanggan kami dan beroperasi dengan struktur dan proses terbaik untuk mendukung prioritas bisnis strategis kami saat kami terus tumbuh dan berkembang".
Paypal tidak membicarakan soal pengisian atau PHK, hanya menyebut akan terus melakukan perekrutan. Selain itu tidak ada pernyataan perusahaan terkait pesangon pada pegawai yang terkena PHK.
Getir
Getir juga melakukan PHK pada 4.480 orang atau 14% karyawan secara global. Selain itu memutuskan memperlambat proses perekrutan, investasi pemasaran, dan promosi pada layanannya.
"Tidak ada perubahan dalam rencana Getir untuk melayani di 9 negara yang dioperasikannya. Di masa-masa sulit ini kami berkomitmen untuk memimpin industri pengiriman bahan makanan super cepat yang kami rintis tujuh tahun lalu," kata perusahaan quick commerce asal Turki itu.
Gorillas
PHK juga terjadi di Gorillas, dengan setengah dari jumlah pegawai di kantor pusatnya di Berlin diberhentikan. Baru-baru ini, perusahaan juga memangkas 300 karyawan dan menarik diri dari sejumlah pasarnya yakni Italia, Spanyol, Denmark, dan Belgia.
Gorillas juga mengalihkan fokus pada pasar dalam negeri Jerman, Prancis, Belanda, Inggris dan Amerika (AS). Nilai perusahaan dilaporkan turun US$300 juta, tetapi Gorillas menolak verifikasi berita tersebut.
Latch
Latch memberhentikan 30 karyawannya atau 6% pegawainya pada awal bulan Mei lalu. PHK juga kembali terjadi pada minggu lalu dengan total 130 orang atau sekitar 8% dari total karyawannya.
CEO Luke Schoenfelder mengatakan PHK dilakukan untuk memastikan Latch berada di jalur pertumbuhan berkelanjutan. Perusahaan juga menyatakan akan melakukan pengurangan pada sejumlah area bisnis.