'Tsunami' PHK Startup Telan 15 Ribu Orang di Bulan Mei

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
02 June 2022 10:17
Gambar Cover, Ancaman PHK Karyawan di Startup
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemutusan Hubungan Karya (PHK) di startup secara global dilaporkan mencapai 15.000 orang karyawan. Ini berdasarkan laporan agregator layoff.fyi dan terjadi pada bulan Mei lalu.

Fenomena ini terjadi karena ketergantungan startup pada pendanaan investor dan digunakan dalam operasional bisnis yang rugi. Sayangnya pendanaan juga akan sulit didapatkan hingga dua tahun ke depan, karena perang Rusia dan Ukraina serta kondisi ekonomi makro global yang juga terdapat lonjakan inflasi.

Berikut startup yang memangkas karyawannya, dirangkum CNBC Indonesia dari Tech Crunch, Kamis (2/6/2022):

Vtex
PHK di Vtex berdampak pada 193 orang atau 13% dalam tim. Perusahaan juga menyusun opt-in public spreadsheet yang dibagikan untuk pegawai sedang mencari pekerjaan, bagi mereka yang diberhentikan.

"Keputusan untuk mengurangi tenaga kerja kami diambil sebagai pertimbangan strategi seputar struktur organisasi apa yang bisa memberikan prioritas kami yang disesuaikan," kata pendiri dan co-CEO Geraldo Thomas dan Mariano Gomide de Faria

Vtex, yang bergerak di bidang e-commerce itu juga menjanjikan tidak akan ada rencana PHK lagi. Selain itu memastikan tidak akan memotong investasi pengembangan bakat mereka.

Paypal
Perusahaan fintech itu menutup kantor di San Fransisco. Berselang satu minggu Paypal memangkas 83 karyawan dari jumlah total lebih dari 30 karyawan perusahaan.

Soal keputusan PHK, Paypal menyatakan, "terus mengevaluasi cara kami bekerja untuk memastikan kami siap memenuhi kebutuhan pelanggan kami dan beroperasi dengan struktur dan proses terbaik untuk mendukung prioritas bisnis strategis kami saat kami terus tumbuh dan berkembang".

Paypal tidak membicarakan soal pengisian atau PHK, hanya menyebut akan terus melakukan perekrutan. Selain itu tidak ada pernyataan perusahaan terkait pesangon pada pegawai yang terkena PHK.

Getir
Getir juga melakukan PHK pada 4.480 orang atau 14% karyawan secara global. Selain itu memutuskan memperlambat proses perekrutan, investasi pemasaran, dan promosi pada layanannya.

"Tidak ada perubahan dalam rencana Getir untuk melayani di 9 negara yang dioperasikannya. Di masa-masa sulit ini kami berkomitmen untuk memimpin industri pengiriman bahan makanan super cepat yang kami rintis tujuh tahun lalu," kata perusahaan quick commerce asal Turki itu.

Gorillas
PHK juga terjadi di Gorillas, dengan setengah dari jumlah pegawai di kantor pusatnya di Berlin diberhentikan. Baru-baru ini, perusahaan juga memangkas 300 karyawan dan menarik diri dari sejumlah pasarnya yakni Italia, Spanyol, Denmark, dan Belgia.

Gorillas juga mengalihkan fokus pada pasar dalam negeri Jerman, Prancis, Belanda, Inggris dan Amerika (AS). Nilai perusahaan dilaporkan turun US$300 juta, tetapi Gorillas menolak verifikasi berita tersebut.

Latch
Latch memberhentikan 30 karyawannya atau 6% pegawainya pada awal bulan Mei lalu. PHK juga kembali terjadi pada minggu lalu dengan total 130 orang atau sekitar 8% dari total karyawannya.

CEO Luke Schoenfelder mengatakan PHK dilakukan untuk memastikan Latch berada di jalur pertumbuhan berkelanjutan. Perusahaan juga menyatakan akan melakukan pengurangan pada sejumlah area bisnis.

Snap
Snap mengalami penurunan pendapatan, dan mengomentari hal tersebut CEO Evan Spiegel mengatakan karena inflasi dan dampak dari perang Rusia-Ukraina pada periklanan. Perubahan privasi iOS yang terjadi tahun lalu juga menjadi faktor lainnya.

Spiegel juga menambahkan Snap berencana memperkerjakan leboh dari 500 anggota tim tahun ini selain 900 karyawan yang telah diterima. Jumlahnya naik 41% dari tahun lalu, namun tidak banyak perekrutan baru dan ditunda hingga 2023.

Kecepatan perekrutan diperlambat. Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut apakah pekerjaan yang dibuka akan terdampak. Perusahaan hanya menyatakan posisi akan segera diisi jika prioritas tinggi.

Klarna
Klarna melakukan PHK pada 700 pegawainya atau 10% dari total seluruh karyawan perusahaan. Selain itu The Wall Street Journal melaporkan startup itu menggalang pendanaan dengan valuasi lebih rendah.

Untuk karyawan yang terkena PHK, CEO Sebastian Siemiatkowski menjanjikan akan mendapat pesangon. Dia tak membeberkan alasan kebijakan itu, namun berdasarkan masalah makro ekonomi dan geopolitik yang bergeser berpengaruh pada perusahaan fintech.

Bolt
Bolt melakukan PHK pada 100 karyawannya. Kebijakan ini akan terus bertambah pada berbagai bidang yakni pemasaran, penjualan, dan perekrutan. CEO Maju Kuruvilla mengonfirmasi kabar itu namun tidak menyebut jumlah karyawan atau peran yang terkena kebijakan itu.

Ada 185 karyawan terkena PHK atau sepertiga dari jumlah tenaga kerja pada 26 Mei lalu. Dia menyatakan kondisi pasar sedang berubah, termasuk terjadi di industri teknologi. Untuk melawan tantangan makro perusahaan memutuskan melakukan upaya penyesuaian bisnis.

"Dalam upaya memastikan Bolt memiliki takdirnya sendiri, tim kepemimpinan dan saya membuat keputusan mengamankan posisi keuangan kami, memperluas landasan kami dan mencapai profitabilitas dengan uang yang kami kumpulkan," jelasnya.

Instacart
Instacart juga melakukan PHK dan memperlambat perekrutan karyawan baru. Perusahaan pengantaran bahan makanan itu beralasan keputusan merupakan bagian dari perencanaan di paruh kedua.

"Kami memperkerjakan lebih dari 1.500 orang dalam satu tahun terakhir dan hampir dua kali lipat ukuran tim teknik kami. Sebagai bagian dari perencanaan paruh kedua kami, kami memperlambat perekrutan kami untuk fokus pada prioritas terpenting kami dan terus mendorong pertumbuhan yang menguntungkan," jelas Instacart.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular