
Ini Jurus Baru Eropa Tekan Rusia, Putin Melawan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen pada Rabu, (7/9/2022), mengusulkan agar negara-negara anggota blok itu menyetujui pembatasan harga impor minyak dan gas Rusia. Hal ini untuk memberikan hukuman kepada Moskow atas serangannya ke Ukraina.
Dalam pernyataannya, von der Leyen mengatakan bahwa dana yang didapatkan Rusia dari penjualan minyak dan gas telah digunakan untuk membiayai perang. Untuk itu, perlu tindakan keras untuk menghantam pendapatan negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu.
"Tujuannya di sini sangat jelas. Kita harus memotong pendapatan Rusia yang (pemimpin Rusia Vladimir) Putin gunakan untuk membiayai perang keji melawan Ukraina ini," kata von der Leyen dikutip AFP.
Sebelumnya, usulan mengenai batas atas harga minyak Rusia telah diusulkan oleh aliansi tujuh negara industri yang tergabung dalam G7. Hal ini direncanakan dengan tujuan yang sama yakni mengurangi pendapatan Moskow.
Seorang pejabat G7 akhir bulan lalu menjelaskan bahwa harga maksimum akan tetap di atas biaya produksi, sehingga tidak masuk akal secara ekonomi bagi Moskow untuk menolak minyak ke negara-negara pengimpor.
Meski begitu, Rusia mengatakan tidak akan mengekspor minyaknya ke negara-negara yang mengusulkan harga sesuai price cap atau batas atas yang ditentukan oleh G7.
Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobyeva, mengatakan batas atas yang ingin diterapkan itu merupakan sesuatu yang melanggar. Pasalnya, harga minyak seharusnya ditentukan dengan mekanisme pasar.
"Harga harus sesuai dengan kesepakatan negosiasi atau kontrak. Tentu itu (price cap G7) merupakan sebuah pelanggaran," terangnya dalam konferensi pers, Rabu (7/9/2022).
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hacker Rusia Bidik 3 Laboratorium Nuklir AS, Didukung Putin?