Sinarmas, Sampoerna Cs Patungan Modali Startup Pertanian Ini

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
06 September 2022 14:40
Hari yang cerah para petani mulai bekerja memetik daun teh di kawasan Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat. Teh merupakan satu dari 15 komoditas utama dan unggulan perkebunan Indonesia.



Jawa Barat merupakan produsen teh terbesar di Indonesia. Sekitar 70% produksi teh nasional berasal dari provinsi ini.


Jawa Barat menjadi lokasi pengembangan perkebunan teh karena daerahnya yang subur, udaranya sejuk, dan topografinya yang bergunung-gunung yang sangat cocok untuk tanaman teh.



Kebun teh dikawasan ini tak hanya dikelola badan usahan namun terdapat juga kebun teh rakyat. Kebun teh rakyat merupakan budidaya yang diusahakan secara mandiri oleh masyarakat tanpa berbentuk badan usaha. 


Setiap pagi para petani sudah sibuk beraktivitas untuk memetik dan dikumpulkan di wadah yang  dipikul sambil menggunting daun-daun teh terbaik di perkebunan tersebut.


Menurut mereka dalam sehari mereka dapat memetik sebanyak 1 kwintal dari perkebunan teh rakyat ini dan dibawa ke pabrik untuk diolah



Disela sela aktivitas memetiknya, para petani tersebut berkumpul untuk beristirahat diselingi canda gurau untuk menghilangkan letihnya.


Produksi teh dalam negeri beberapa tahun terakhir cenderung melandai karena penyusutan areal perkebunan. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produksi daun teh kering dalam negeri bergerak fluktuatif dalam 5 tahun terakhir. Produksi tertinggi daun teh kering sebanyak 154.369 ton yang terjadi pada 2014.

Dalam kurun 18 tahun terakhir, jumlah ekspor teh berkurang lebih dari separuh. Dari 105.581 ton pada 2000 menjadi 49.038 ton pada 2018.



Peringkat Indonesia sebagai negara pengekspor teh turun cukup banyak dari urutan ke-5 di dunia pada 2004 menjadi peringkat ke-12 pada 2018.

(CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Perkebunan teh di Kawasan Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gokomodo, platform rantai pasok agribisnis Indonesia, mengumumkan pendanaan seri A sebesar US$ 26 juta (sekitar Rp 367 miliar) yang dipimpin oleh East Ventures.

Investor lain yang juga berpartisipasi pada pendanaan ini adalah SMDV, Eight Capital, K3 Ventures, Triputra, Waresix, Indogen Capital, Sahabat Group, dan Sampoerna Financial.

Jumlah pendanaan ini diklaim menjadi salah satu pendanaan seri A dengan pendanaan terbesar yang pernah ada di Indonesia. Pendanaan yang dihimpun kali ini akan digunakan untuk mengembangkan Gokomodo.

Gokomodo melakukan pendekatan ganda, yakni menggabungkan platform digital dengan infrastruktur yang strategis. Hal ini untuk mendukung penetrasi di area yang minim akan infrastruktur digital.

"Sejalan dengan tujuan kami untuk memajukan perusahaan agribisnis dan petani kecil di seluruh Indonesia serta penyediaan akses yang sama bagi semua pemangku kepentingan melalui teknologi. Dengan hadir lebih dekat dengan para petani, kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan membantu mereka membangun praktik agrikultur yang lebih berkelanjutan," kata Co-Founder dan CEO Gokomodo Samuel Tirtasaputra, dalam keterangan tertulis, Selasa (6/9/2022).

Agribisnis adalah sektor pemberi kontribusi terbesar kedua terhadap PDB Indonesia, dengan cakupan lebih dari 42 juta hektar lahan agrikultur dengan total pasar untuk input pemasukan pengadaan senilai US$ 30 miliar.

Terlepas dari ukuran dan potensi yang dimiliki, Samuel mengatakan, sistem rantai pasok di Indonesia masih terfragmentasi dan jauh dari kata efisien, sehingga menimbulkan kesulitan bagi perusahaan dan petani kecil dalam mengakses produk kebutuhan agrikultur seperti pupuk dan peralatan pertanian.

Gokomodo didirikan pada 2019 oleh Samuel Tirtasaputra dan William Pramana yang masing-masing menjabat sebagai CEO dan CTO. Saat ini, Gokomodo di industri rantai pasok agribisnis Indonesia sudah dikenal sebagai ]perusahaan rintisan dengan jaringan perusahaan dan cakupan lahan terbesar, mayoritas diantaranya melayani sektor perkebunan.

Hingga saat ini, lebih dari 3.000 perusahaan telah tergabung dalam ekosistem Gokomodo, di antaranya sejumlah perusahaan agribisnis ternama di Indonesia seperti Sinar Mas, First Resources, dan Sampoerna Agro.

Prioritas pertumbuhan Gokomodo akan meliputi penambahan pilihan produk yang tersedia pada platformnya, mengembangkan basis pelanggan, memperkaya platform digital serta secara membangun pusat distribusi terutama di daerah terpencil.

"Sejalan dengan besarnya potensi agribisnis di Indonesia, kami percaya bahwa Gokomodo memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan produktivitas dan output signifikan menuju perekonomian Indonesia yang lebih baik. Kami menantikan perkembangan dan inovasi Gokomodo ke depannya," kata Willson Cuaca, Co-Founder & Managing Partner East Ventures.


(roy/roy) Next Article Bukan Cuaca, Startup Ini Bongkar Masalah Harga Pangan di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular