Bos Binance Paling Alergi Disebut Perusahaan China, Kenapa?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
05 September 2022 10:05
Changpeng Zhao, CEO dan Pendiri bursa kripto Binance (REUTERS/Darrin Zammit Lupi)
Foto: Changpeng Zhao, CEO dan Pendiri bursa kripto Binance (REUTERS/Darrin Zammit Lupi)

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Binance, Changpeng Zhao membantah perusahaannya terkait dengan China. Bantahan ini datang setelah pertengkaran di Twitter dengan mantan jurnalis Washington Post beberapa waktu lalu.

Saat itu dipertanyakan mengenai sosok warga negara China Guangying Chen, yang diakui Zhao sebagai teman pribadinya. Chen merupakan pemilik dari Bijie Tech, perusahaan yang didirikan bersama Zhao pada 2015. Chen disebut-sebut juga punya saham di Binance.

Namun, menurut pengakuan Zhao, Chen merupakan koleganya yang dikenal lewat seorang teman, yang dipekerjakan untuk mengelola back office di Bijie Tech sebelum memperkerjakannya di Binance.

Menurut situs seperti Scam Binance, Chen memiliki 93% saham di Biji Tech dan Binance. Zhao hanya mengatakan itu berasal "isu lama yang ditiupkan pesaing lewat situs mikro anonim".

"Akibatnya dia dan keluarganya menjadi sasaran dan dilecehkan oleh media dan troll online. Seandainya saya tahu seberapa besar dampak negatif ini pada hidupnya, saya tidak akan pernah memintanya melakukan apa yang nampak seperti langkah tidak berbahaya pada saat itu," jelasnya, dikutip dari Coin Telegraph, Senin (5/9/2022).

Selain itu dia juga membantah keras perusahaannya memiliki hubungan dekat dengan China dan pemerintahnya. Bahkan, menurutnya bisnisnya sering bermasalah dengan otoritas China.

Zhao pindah dari China ke Kanada pada usia 12 tahun dan kembali pada 2015 untuk membangun perusahaan. Namun, perusahaannya ditutup oleh pemerintah setempat.

"Dua tahun sebelum Binance, saya memulai sebuah perusahaan bernama Biji Tech, menyediakan platform pertukaran sebagai layanan ke bursa lain. Kami mendapatkan 30 klien dan bisnisnya bagus," kata Zhao.

"Sayangnya pada Maret 2017, pemerintah China menutup semua pertukaran tersebut. Semua klien kami bangkrut".

Binance kini memiliki anak usaha di berbagai negara termasuk Prancis, Spanyol, Italia, Uni Emirat Arab, dan Bahrain. "Namun, kami tidak punya entitas di China, dan tidak berencana untuk mendirikan," kata Zhao.

Sampai saat ini, Binance tidak bersedia mengungkap domisili perusahaan induk mereka. Namun, Zhao yang kerap menggunakan inisial CZ sebagai nama panggilan, kini menetap di Dubai, Uni Emirat Arab.


Next Article Bandar Kripto Apes, Rp 187 Triliun Menguap dalam 2 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular