Pluang Beberkan Jurus Mendorong Literasi Keuangan

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
31 August 2022 19:33
Pluang
Foto: dok Pluang

Jakarta, CNBC Indonesia - Inklusi keuangan terus mengalami peningkatan dalam setiap tahunnya. Hal ini didukung dengan kehadiran berbagai layanan keuangan digital hingga metode pembayaran QRIS dari Bank Indonesia (BI).

Meski demikian, menurut Chief of Special Projects Pluang, Ronny Hutahaya, inklusi keuangan tidak dibarengi dengan literasi keuangan. Sehingga hal ini memperbesar kemungkinan masyarakat terjerat penipuan digital, termasuk investasi ilegal.

"Ini PR bersama bagaimana kita menutup gap ini melalui konkret action, yakni langkah yang langsung dibawakan ke tingkat lapangan atau implementasinya," kata dia dalam Diskusi Publik KADIN BPKD Transformasi Digital sebagai Pendorong Pertumbuhan Literasi Keuangan, Rabu (31/8/2022).

Adapun dalam meningkatkan literasi keuangan, kata Ronny, dibutuhkan peran platform digital one stop solution (OSS). Di mana layanan tersebut akan memudahkan masyarakat dalam mempelajari berbagai produk keuangan, termasuk investasi.

Selanjutnya adalah mempertemukan influencer media sosial dan konsultan keuangan dalam mengedukasi masyarakat. Hal ini mengingat influencer di media sosial menjadi salah satu yang dipercaya masyarakat sebelum membuat keputusan mengenai aktivitas keuangan.

"Jadi bagaimana kita mungkin menjadi pertimbangan menciptakan situasi kondusif ketika influencer dan konsultan tidak bergerak independen (sendiri-sendiri). Tapi juga bertanggung jawab tidak semata-mata melakukan endorsement," tegas Ronny.

Sehingga dengan adanya langkah tersebut, masyarakat tidak membuat keputusan yang salah mengenai aktivitas keuangan.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa ke depannya pelaku industri keuangan dapat melakukan inisiatif untuk self-regulate, pedoman perilaku pelaku industri yang dikembangkan dengan asosiasi industri. Di samping itu, bekerja sama dengan pemerintah dan badan riset untuk meluncurkan studi mengenai fintech sektor keuangan.

"Kami juga melihat ada pentingnya secara kode etik bagi pelaku supaya menjamin perlindungan konsumen dan sesama pelaku industri menciptakan industri yang sehat dan berkelanjutan," tegas Ronny.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pengurus KADIN BPKD Pandu Sjahrir menyebut bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia dalam satu tahun terakhir hanya mencapai 38%. Jumlah tersebut pun kata dia sekadar pemahaman yang tidak terlalu mendalam.

"Kami memiliki visi mendukung perkembangan teknologi digital, edukasi keuangan digital, serta produktivitas keuangan digital," ujar dia.

Pandu juga menegaskan diperlukan banyak koordinasi agar teknologi keuangan digital dapat dimanfaatkan secara benar.

"Tiga sampai empat tahun terakhir inovasi teknologi digital keuangan luar biasa. Ada e-wallet, digital banking, ada investment, asuransi, dan P2P lending. Ini luar biasa untuk bisa menikmati inovasi ini," papar dia.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pluang Dukung RI Menuju Transformasi Ekonomi Digital Inklusi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular