Kominfo Dukung Ada Stark Industries di Indonesia, Apa Tuh?

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
29 August 2022 16:30
Suasana pertemuan keempat Kelompok Kerja Ekonomi Digital Group of Twenty atau Digital Economy Working Group (4th DEWG Meeting) G20 pada 29-30 Agustus 2022 di Hotel Mulia Resort Nusa Dua, Bali , Senin (29/8/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Suasana pertemuan keempat Kelompok Kerja Ekonomi Digital Group of Twenty atau Digital Economy Working Group (4th DEWG Meeting) G20 pada 29-30 Agustus 2022 di Hotel Mulia Resort Nusa Dua, Bali , Senin (29/8/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendorong berkembangnya perusahaan swasta berbasis teknologi, layaknya perusahaan swasta fiksi bernama Stark Industries milik Tony Stark alias Iron Man yang ada dalam jagat film Marvel.

Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate saat membuka Industrial Task Force (ITF) dalam acara 4th Digital Economy Working Group (DEWG) 2022 di Badung, Bali pada Senin (29/8/2022).

Film-film tersebut menurutnya menginspirasi pemerintah Indonesia untuk turut mengembangkan sektor swasta berbasis teknologi mulai saat ini hingga ke masa depan.

"Kehadiran sektor swasta di era digital saat ini seperti industri Stark dalam kisah film Marvel, sangat penting bukan sekedar fiksi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (29/8/2022).

Menurutnya kisah yang ada di film-film Marvel menunjukkan perkembangan teknologi digital modern yang berkembang seperti artificial intelligence (AI). Bantuan robot dikatakannya dapat memberikan pengaruh besar terhadap perjuangan para pahlawan Marvel.

"Dengan munculnya teknologi seperti mobil tanpa pengemudi, bantuan robot canggih dan teknologi berbasis AI saat ini, menunjukkan teknologi itu sudah mulai terasa seperti kita benar-benar hidup dalam film fiksi ilmiah," tambahnya.

Melalui ajang ITF dalam acara DEWG 2022 itu, Kominfo ingin menjadikannya sebagai salah satu media dalam mendorong perkembangan sektor swasta berbasis teknologi. Dengan kolaborasi antar pemangku kepentingan dari mulai dalam dan luar negeri, Indonesia ingin dapat lebih cepat mendorong berkembangnya hal tersebut.

Johnny menambahkan, ITF DEWG G20 diharapkan akan membawa inovasi pada perkembangan teknologi di dalam negeri. Apalagi, ITF DEWG G20 menampilkan kreatifitas dari para pelaku usaha Indonesia dalam mengadopsi perkembangan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan zaman.

Dengan begitu, masyarakat dunia mengetahui berbagai perkembangan teknologi yang telah diadopsi oleh pelaku usaha Indonesia. Sehingga, dapat membuka peluang-peluang kerja sama di masa depan.

"Memainkan peran integral dalam menghadirkan akselerasi transformasi digital melalui penciptaan yang mengubah hidup lewat teknologi, dan produk bagi kita semua," pungkasnya.

Sebagai informasi, ITF merupakan bagian dalam pertemuan yang keempat DEWG di Bali. Para delegasi akan melanjutkan pembahasan rancangan deklarasi Menteri Bidang Digital G20 yang kemudian disebut The Bali Package.

Setelahnya, rancangan deklarasi The Bali Package akan kembali dibahas untuk difinalisasi oleh para Menteri bidang digital G20 dalam G20 Digital Economy Ministers Meeting (DEMM) pada 1 September 2022.

Selama empat hari ke depan, Kementerian Komunikasi dan Informatika akan melaksanakan 4th Digital Economy Working Group (DEWG) yang dilanjutkan dengan Digital Economy Ministerial Meeting (DEMM) yang bertempat di Mulia Resort, Nusa Dua. Dalam pertemuan ini pula, Industry Task Force DEWG akan mempertunjukkan adopsi teknologi digital Indonesia kepada seluruh delegasi dari negara anggota G20 sebagai bentuk kolaborasi antara pemerintah dengan industri.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Konektivitas Digital, Ini Hasil Pembahasan DEWG G20 Bali

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular