Waduh Menkominfo Mengaku, Kebocoran Data Terjadi Setiap Detik
Jakarta, CNBC Indonesia - Kebocoran data kerap terjadi, bahkan disebut setiap detik. Untuk itu Menteri Kominfo Johnny Plate mendorong para penyelenggara sistem elektronik (PSE) memperhatikan keamanan data pengguna.
"Tadi pun saya mengingatkan karena kebocoran itu setiap detik, setiap menit, setiap hari, maka tiga hal yang harus diperhatikan," kata Johnny di Istana Kepresidenan Jakarta, dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (26/8/2022).
Pertama yang harus jadi fokus adalah terkait peningkatan kemampuan teknologi enkripsi. Selain itu adalah terkait peningkatan kualitas SDM yang menjaga keamanan digital serta tata kelola keamanan siber.
Menurutnya, pihak Kominfo sering mengingatkan para PSE untuk selalu menjaga keamanan data pribadi. Kementerian itu juga memberikan beberapa rekomendasi jika ditemukan kebocoran data.
"Apakah teguran-teguran dan peringatan-peringatan dari Kominfo sudah mereka lakukan belum ? Tanyakan pada mereka," ungkapnya.
Beberapa waktu lalu, PLN dan Telkom diterpa dugaan kebocoran data pengguna. Menurtu Johnny, Kominfo masih melakukan audit karena masalah ini.
Namun jika terbukti adanya kebocoran data dan kelalaian dari dua lembaga tersebut, Kominfo akan memberikan sanksi. "Sanksi berat, kalau berulang-ulang terjadi dan merugikan masyarakat secara besar-besaran, ya sanksinya ditutup," kata Johnny.
Selain PLN dan IndiHome, data Jasa Marga juga dikabarkan bocor di forum hacker belum lama ini. Data yang berhasil dicuri berukuran 252 GB dan disebut memuat dari data pengguna, pelanggan, karyawan, data perusahaan serta keuangan mereka.
Lisye Octaviana, Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, mengatakan data yang bocor merupakan data internet. Dipastikan pula tidak terkait dengan data pelanggan.
"Menanggapi dugaan kebocoran sejumlah data anak usaha Jasa Marga di bidang pengoperasian jalan tol, PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO), dapat kami sampaikan bahwa data dimaksud adalah data internal dan administrasi yang ada di aplikasi PT JMTO serta dipastikan tidak berkaitan dengan data pelanggan," kata Lisye dalam keterangannya.
Telkom juga telah membantah dataIndiHome bocor. "Data yang beredar diduga merupakan data fabrikasi yang mengandung nomor IndiHome yang tidak valid. Selain itu tidak ada sistem di Telkom yang menyimpan riwayat pencarian [browsing history] dan data pribadi pelanggan secara berdampingan," kata VP Investor Relation Telkom, Andi Setiawan.