Covid Varian Baru Muncul Awal 2023, Lebih Buruk dari Delta?

Tech - Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
25 August 2022 09:50
Kasus infeksi Covid-19 di Australia kembali melonjak, dengan ratusan ribu orang dilaporkan terinfeksi virus tersebut tiap minggunya. Otoritas kini telah meminta pengusaha untuk mengizinkan para pekerja kembali bekerja dari rumah (WFH) dan menggunakan masker untuk menekan angka penularan. (Getty Images/Lisa Maree Williams) Foto: Kasus infeksi Covid-19 di Australia kembali melonjak, dengan ratusan ribu orang dilaporkan terinfeksi virus tersebut tiap minggunya. Otoritas kini telah meminta pengusaha untuk mengizinkan para pekerja kembali bekerja dari rumah (WFH) dan menggunakan masker untuk menekan angka penularan. (Getty Images/Lisa Maree Williams)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memprediksi muncul varian baru Covid-19. Pasalnya, ia melihat kasus COVID-19 di Eropa dan Amerika mencapai lebih dari 100 ribu, dan Jepang lebih dari 200 ribu kasus.

Menurutnya, kasus konfirmasi yang tinggi tersebut berisiko menyebabkan mutasi dan timbul varian virus Corona yang baru.

"Kasus konfirmasi harian setinggi ini pasti akan menyebabkan terjadinya mutasi dan timbulnya varian baru," ungkapnya dalam siaran langsung konferensi pers virtual Ratas Evaluasi PPKM, Selasa (23/8/2022).

Namun begitu menurutnya, terdapat kemungkinan varian Corona baru yang kelak hadir tidak akan lebih berbahaya dibandingkan Delta atau Omicron.

"Secara alamiah, virus itu tidak ingin inangnya cepat-cepat mati. Kalau inangnya cepat mati, dianya juga cepat mati. Jadi mutasi virus itu akan membuat inangnya lebih susah mati. Itu sebabnya virus yang baru pasti lebih lemah daripada virus yang lama karena dia enggak ingin juga cepat-cepat mati," jelas Menkes.

Itu sebabnya Omicron lebih lemah daripada Delta. Jadi, kata dia, kemungkinan besar nanti mutasi berikutnya pasti akan lebih lemah dari Omicron. Karena virus ini tidak ingin inang tempatnya hidup cepat-cepat meninggal.

Virus itu tidak ingin inangnya cepat-cepat matiMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Menkes menjelaskan agar dalam beberapa bulan mendatang kemunculan varian Corona baru tidak terlalu memengaruhi kondisi warga RI, karena vaksinasi bakal digencarkan pada kelompok rentan.

BGS mengatakan Indonesia menjadi satu dari segelintir, sedikit negara yang sudah berhasil melampaui gelombang BA.4 dan BA.5 dengan sangat baik.

"Sekarang ujiannya 6 bulan lagi, sekitar bulan Januari, Februari, Maret 2023. Kalau kita benar-benar bisa melampaui itu sama seperti sekarang, Indonesia adalah menjadi mungkin selected few negara yang bisa menangani pandemi ini 12 bulan berturut-turut," pungkasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ngeri! Ilmuwan Ciptakan Covid Baru, Tingkat Kematian 80%


(dem)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading