Usai Dapat 'Duit' Jumbo, Deretan Startup Ini Malah Bangkrut

Tech - Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
19 August 2022 08:05
FILE - In this Nov. 2, 2015 file photo, Elizabeth Holmes, founder and CEO of Theranos, speaks at the Fortune Global Forum in San Francisco. Oscar-winning filmmaker Alex Gibney has premiered his latest documentary on the fraudulent tech startup Theranos at the Sundance Film Festival Thursday night, Jan. 24, 2019. (AP Photo/Jeff Chiu, File) Foto: Elizabeth Holmes (AP/Jeff Chiu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Modal yang besar tidak menjamin keberhasilan sebuah perusahaan rintisan. Beberapa startup global justru gagal dan tutup setelah menerima pendanaan triliunan rupiah.

Tidak sedikit di antara perusahaan-perusahaan ini yang terpaksa harus mengambil langkah pemutusan hubungan kerja atau PKH karyawan secara besar-besaran.

Tidak cuma PHK, sejumlah perusahaan memilih untuk melakukan pembekuan perekrutan karyawan baru, bahkan sampai bangkrut.

Ada banyak alasan perusahaan akhirnya bangkrut. Namun benang merahnya adalah ketidakmampuan menghasilkan pendapatan, kecocokan produk dengan pasar produk, kalah saing, serta kehabisan uang.

Berikut ini lima startup yang terpaksa gulung tikar dengan nilai fantastis:

1. Solyndra

Suasana Solar Panel (PLTS) di Gedung ESDM, Jakarta, Rabu (11/4). Solar panel merupakan terobasan baru bagi pengembang untuk solusi hemat listrik di masa kini. Banyak sejumlah pengembang mulai menerapkan pemanfaatan teknologi panel surya di setiap perumahan, sekolah, maupun perkantoran. Dengan adanya PLTS ini pemakaian listrik dapat hemat hingga 60 persen. ( CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Investor Kenamaan: Redpoint Ventures, US Venture Partners
Total dana yang diungkapkan: US$1,22 miliar (Rp 17,8 triliun).

Solyndra harus menghadapi persaingan sengit dengan perusahaan tenaga surya konvensional seperti Suntech Power Holding Co Ltd dari China dan First Solar Inc berbasis di Amerika Serikat (AS).

Startup itu berjuang mencetak keuntungan dan sedang mengevaluasi opsi-opsi lain. Misalnya menjual bisnis dan melinsensikan teknologi tembaga indium gall selenide (GICS).

2. Jawbone

Investor kenamaan: Khosla Ventures, Sequoia Capital, Kleiner Perkins Caufield & Byers

Total dana yang diungkapkan: US$929,9 juta (Rp 13,018 triliun)

Jawbone merupakan startup yang membuat perangkat wearable. Perusahaan mengumumkan bangkrut pada Juli 2017 setelah berdiri 17 tahun.

Perusahaan itu gagal mempertahankan pangsa pasar untuk produk headset, pelacak kebugaran, dan speaker nirkabel. Kebangkrutan itu jadi salah satu kegagalan yang tercatat dalam sejarah.

3. Abound Solar

Investor VC kenamaan: Ventures DCM, Venture Energi Alternatif BP
Total dana yang diungkapkan: US$614 juta (Rp 8,6 triliun)

Abound Solar mengantongi US$614 juta total dana saat masuk tahun 2012. CB Insight mencatat kegagalan perusahaan jadi yang termahal.

Perusahaan merupakan produsen modul fotovoltaik film ipis cadium telluride untuk panel surya. Abound Solar juga diketahui didukung lembaga pemerintah Amerika Serikat (AS) seperti Departemen Pertahanan dan hibah dari Departemen Energi.

4. Theranos

FILE PHOTO:    Elizabeth Holmes, founder and CEO of Theranos, speaks at the Wall Street Journal Digital Live (WSJDLive) conference at the Montage hotel in Laguna Beach, California, October 21, 2015. REUTERS/Mike Blake/File PhotoFoto: REUTERS/Mike Blake

Investor VC kenamaan: BlueCross BlueShield Venture Partners, Rupert Murdoch, Walgreens
Total dana yang diungkapkan: US$500 juta (Rp 7 triliun)

Theranos didirikan dan menjadi startup yang menemukan cara baru tes darah dengan tusukan kecil pada satu jari. Ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai penyakit.

Namun Theranos akhirnya tutup dan telah menyurati pemegang sahamnya. "Kami sekarang kehabisan waktu," tulis David Taylor, kepala eksekutif perusahaan dan penasihat umum. Namun dia enggan berkomentar lebih lanjut dan mengatakan surat itu sudah jelas.


5. Optik ReVision

Investor VC kenamaan: Mitra InterWest, Mitra Canaan, Mitra Domain, Investasi ProQuest
Total dana yang diungkapkan: US$172 juta (Rp 2,408 triliun)

ReVision mengembangkan alat kornea implan. Yakni bertujuan untuk mengobati presbiopia, kondisi penglihatan yang mengakibatkan hilangnya kemampuan mata untuk fokus pada obyek terdekatnya.

Presiden dan CEO John Kilcoyne menyebut bisnisnya sangat menantang. Untuk alasan penutupan perusahaan, dia hanya mengatakan "tidak bisa membuat bisnis tumbuh cukup cepat". Perusahaan juga membutuhkan modal lebih banyak agar mencapai arus kas positif dan dilaporkan investor enggan memberikan lebih banyak uang.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Kisah Theranos Tipu Investor, Bangkrut dan Founder Dipidana


(dem)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading