RI Pernah Punya Mesin Pencari 'Google' Buatan Anak Bangsa

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
20 July 2022 09:55
FILE - Google's headquarters in Mountain View, Calif., is shown Thursday, Jan. 3, 2013. Google has decided that most of its 200,000 employees and contractors should work from home through next June, a sobering assessment of the pandemic's potential staying power from the company providing the answers for the world's most trusted internet search engine. The remote-work order issued Monday, July 27, 2020, by Google CEO Sundar Pichai also affects other companies owned by Google's corporate parent, Alphabet Inc. It marks a six-month extension of Google's previous plan to keep most of its offices closed through the rest of this year.

(AP Photo/Marcio Jose Sanchez, File)
Foto: Google (AP/Marcio Jose Sanchez)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kominfo mengharuskan penyelenggara sistem elektronik (PSE) untuk mendaftar. Namun hingga pagi ini, nama Google belum masuk dalam daftar.

Kominfo menyatakan akan ada sanksi bagi yang tidak mendaftar termasuk pemblokiran. Namun bagaimana jika Google sampai diblokir, adakah penggantinya?

Google memang jadi raksasa mesin pencari dunia. Namun beberapa negara diketahui juga membuat mesin pencari sendiri, termasuk di Indonesia.

Beberapa tahun lalu, sempat ada mesin pencarian bernama Geevv.com yang dibuat oleh seorang mahasiswa Universitas Indonesia bernama Azka Silmi yang juga mengajak rekannya. Pada Agustus 2016 gagasan membuat mesin pencarian itu hadir dan pada 26 September Geevv resmi beroperasi.

Geevv punya cara kerja yang tidak jauh berbeda dari Google. Namun mesin pencarian itu bisa menghasilkan kegiatan donasi di sela-sela kehidupan masyarakat, yakni keuntungan dapat disalurkan pada sejumlah program seperti kesehatan, pendidikan, dan kemiskinan.

CNN Indonesia menuliskan tiap pencarian yang dilakukan maka bisa menghasilkan Rp 10 pada saldo donasi mereka. Angka itu akan berlipat seiring jumlah pencarian yang dibuat.

Uang donasi dapat terlihat langsung di pojok kanan atas situs pencarian, dikutip Rabu (20/7/2022). Uang tersebut berasal dari pendapatan iklan yang masuk. Setelah diambil 20% untuk perusahaan, sisanya bagi donasi.

"Cara penghitungannya adalah jumlah rata-rata iklan yang muncul dibagi banyaknya hasil pencarian," terang Azka.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Belanja Modal Google 2x Lebih Besar Dari PAD Jakarta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular