Ahli Prediksi Sisa Umur Matahari, Berapa Lama Lagi?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
17 July 2022 14:00
Dua kelompok bintik matahari besar, yang dikenal sebagai AR 2993 dan AR 2994, terlihat beberapa hari yang lalu di bagian timur laut matahari setelah menjadi aktif saat masih tersembunyi oleh piringan matahari. (Kredit gambar: Observatorium Nasional Langkawi, MYSA/MOSTI)
Foto: Dua kelompok bintik matahari besar, yang dikenal sebagai AR 2993 dan AR 2994, terlihat beberapa hari yang lalu di bagian timur laut matahari setelah menjadi aktif saat masih tersembunyi oleh piringan matahari. (Kredit gambar: Observatorium Nasional Langkawi, MYSA/MOSTI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sumber energi terbesar di Bumi yakni Matahari ternyata tidak akan abadi. Ilmuwan sudah memprediksi umur dari bintang sumber panas di Bumi ini.

Saat ini, Matahari diperkirakan berusia 4,6 miliar tahun, dan sisa usianya sekitar 10 miliar tahun lagi. Sekitar 5 miliar tahun lagi matahari akan menjadi raksasa merah dengan inti yang menyusut, tetapi bagian luarnya membesar seperti Mars.

Artinya saat proses tersebut, Bumi akan ditelan oleh Matahari. Namun kemungkinan saat itu kehidupan manusia sudah tidak ada lagi karena diperkirakan sudah musnah sekitar 1 miliar tahun lagi. Kecuali bisa keluar dari masalah kecerahan Matahari yang mengalami peningkatan 10% per satu miliar tahun.

Matahari juga diperkirakan akan menjadi planet nebula, gelembung gas dan debu bercahaya. Tahun 2018 lalu, tim astronom internasional meyakini hal tersebut.

"Ketika sebuah bintang mati, akan mengeluarkan gas dan debu dikenal sebagai selubung ke luar angkasa. Selubung itu bisa mencapai setengah dari masa bintang. Ini akan mengungkapkan inti bintang yang pada titik ini masih berjalan, kehabisan bahan bakar, lalu mati," kata salah satu penulis makalah dari Universitas Manchester dan astrofisikawan Albert Ziljstar, dikutip Minggu (17/7/2022).

Ziljstar menjelaskan inti panas membuat selubung yang keluar bersinar dan terjadi dalam waktu 10 ribu tahun. Saat itulah Nebula akan terlihat.

Jika saat Matahari mati dan Bumi masih ada, para futuris memperkirakan manusia kemungkinan tidak langsung menyadarinya. Perlu waktu hingga 8,5 menit hingga manusia sadar Matahari tak lagi ada dan Bumi telah melakukan perjalanan antar bintang dengan kecepatan 18 mil per detik.

Kematian Matahari akan berdampak pada beberapa objek yang memantulkan sinarnya, Bulan dan seluruh planet yang akan berubah menjadi gelap.

Suhu di Bumi juga turun drastis dan membeku, meski perlu waktu jutaan tahun hingga planet berubah menjadi beku padat. Diperkirakan di minggu pertamanya, suhu di Bumi akan anjlok ke bawah 0 derajat Celcius. Berikutnya di tahun pertama berubah turun ke -100 derajat Celcius dan menjadi -240 derajat Celcius dalam beberapa juta tahun.

Saat itu terjadi, panas Bumi masih bekerja dan manusia akan mencoba pindah ke dekat sana. Proses fotosintesis yang membutuhkan Matahari akan terhenti saat itu, tanaman akan musnah dan sebagian besar spesies akan bertahan dalam waktu singkat hingga akhirnya ikut musnah.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sisa Umur Matahari Terungkap, Bumi Bakal Seseram ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular