Bos Sinarmas & Northstar Bicara Masa Sulit Startup, Badai PHK

Tech - Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
14 July 2022 13:25
Ilustrasi PHK (Freepik) Foto: Ilustrasi PHK (Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ini perusahaan rintisan atau startup sedang dilanda masa sulit dan banyak dari mereka yang akhirnya mengambil jalan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Pengusaha nasional sekaligus pemilik Sinar Mas, Franky Oesman Widjaja, punya penjelasan soal ini.

Menurut Franky, untuk startup kondisi saat ini memang berubah dari sebelumnya yaitu ketika negara-negara besar seperti di Eropa dan Amerika Serikat (AS) melakukan kebijakan "cetak uang", sehingga likuiditas melimpah.

Istilah "mencetak uang" ini mulai populer setelah krisis finansial 2008, saat itu The Fed (bank sentral AS) dan beberapa bank sentral utama dunia lainnya menerapkan kebijakan pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE). Kebijakan QE oleh bank sentral ini disebut sebagai "printing money" atau "mencetak uang".

"Jadi saat itu raise fund [menggalang dana] gampang untuk startup karena banyak yang cetak duit. Dana-dana ini banyak diinvestasikan, semua startup dikasih uang-uang besar," ungkap Franky saat acara makan malam di Hotel Grand Hyatt, Jakarta.

Franky mengatakan, di era "cetak uang" tersebut para investor melakukan investasi besar-besaran di startup. Uang tersebut digunakan untuk dibakar untuk promosi-promosi untuk menarik pelanggan, atau istilahnya burning money. "Jadi model bisnisnya dulu begitu [burning money]. Kalau ada yang sukses bagus," ujarnya.

Board Member Grup Sinar Mas Franky Oesman WidjayaFoto: Board Member Grup Sinar Mas Franky Oesman Widjaya (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Sekarang, kebijakan uang ketat dimulai, tidak selonggar sebelumnya. Bahkan bank sentral AS, The Fed, mulai menaikkan suku bunga acuannya. Akibatnya, investor lebih hati-hati menggunakan uangnya.

Kondisi ini menurut Franky bagus, untuk menjadi pelajaran bagi startup. Sehingga para pengusaha startup ini bisa belajar, bersaing, dan beradaptasi sehingga makin kuat.

"Kalau tidak pernah ada krisis seperti ini tidak belajar. Everybody learn bagaimana make the real business, tapi tidak lagi dengan cara yang gampang. Jadi bagaimana mencari cara yang cepat dan tepat," ungkap Franky.

Sementara itu, Co-founder & Managing Partner at Northstar Advisors, Patrick Walujo, mengatakan saat ini startup harus bisa bertahan. Hal tersebut terjadi karena pendanaan untuk startup sedang dalam masa sulit.

Patrick Walujo/NSgroup.comFoto: Patrick Walujo (NSgroup.com)

"Sekarang startup harus survive (bertahan hidup) karena pendanaan sedang sulit," kata Patrick dalam sebuah acara di Universitas Parahyangan, dikutip Kamis (14/7/2022).

Untuk dapat bertahan, Patrick mengatakan harus melakukan penghematan uang yang dimiliki perusahaan. Fokus utamanya adalah bisa bertahan lebih dulu, ungkapnya.

"Untuk bisa survive, jika uang mereka tidak cukup mereka harus melakukan penghematan. Ini mungkin langkah yang harus lakukan. Sekarang, mereka harus survive dulu." jelasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Siapa Startup Sudah Laba yang Dipuji Bos Northstar?


(roy/roy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading