Badai Belum Reda Bulan Juni, Startup Global PHK 27 Ribu Orang

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan startup global masih berlanjut. Jumlah mereka yang terdampak terus bertambah bahkan dikabarkan mencapai 26 ribu orang kehilangan pekerjaan.
Web pelacak layoffs.fyi melaporkan jumlahnya hingga Juni lalu mencapai 16 ribu orang. Sementara itu, agregator lainnya TrueUp menyebutkan angka yang lebih besar yaitu 27 ribu orang atau naik dari 21 ribu di bulan sebelumnya.
PHK terjadi hampir di setiap sektor startup, dari mobilitas hingga fintech. Beberapa nama perusahaan yang memutuskan memberhentikan pekerjanya juga cukup akrab di telinga masyarakat dunia.
Berikut beberapa perusahaan yang baru-baru ini memutuskan memangkas jumlah pekerjanya, dirangkum dari Tech Crunch, Jumat (8/7/2022):
1. Niantic
Niantic harus memberhentikan 8% dari jumlah karyawan, atau 85-90 orang. Bukan hanya PHK, Niantic yang baru saja mengumpulkan modal US$300 juta itu juga harus melepaskan empat proyek terbarunya, termasuk di antaranya gim Transformers.
Perusahaan yang membuat gim Pokemon Go itu masih bisa berjalan dengan bisnis menjual alat pengembang AR. Mulai tahun depan, kit pengembang Lightship AR Niantic tidak lagi gratis yang bisa jadi keran pendapatan baru perusahaan.
2. Byju
Startup edtech asal India ini juga harus memangkas pekerjanya minggu ini. Byju bernilai US$22 miliar memberhentikan karyawan dari dua perusahaan yang diakuisisi, yakni startup pembelajaran online Toppr dan WhiteHat Jr platform untuk pengkodean yang berfokus pada anak-anak.
3. Tesla
Raksasa produsen mobil listrik dunia ini juga memutuskan memangkas pekerja. Jumlah yang terdampak adalah hampir 200 karyawan tim anotasi data yang mengerjakan Autopilot.
Selain PHK, Tesla juga memutuskan menutup kantor San Mateo California Amerika Serikat (AS). Kantor itu merupakan tempat tim Autopilot bekerja.
4. Backstage Capital
Managing Partner dan Founder Arlan Hamilton mengatakan Backstage Capital mengurangi stafnya dari 12 menjadi hanya tiga orang saja. PHK terjadi hampir tiga bulan setelah perusahaan mempersempit strategi investasi, di mana hanya berpartisipasi pada putaran lanjutan dari portofolio yang ada.