6 Startup Ini Untung di Tengah Badai PHK, Apa Rahasianya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah perusahaan teknologi rintisan atau startup Indonesia tengah menghadap badai pemecatan atau pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
Belum lagi masalah ekonomi global yang juga berdampak pada keberlangsungan hidup startup dan ketersediaan modal dari investor.
Namun ternyata masih ada beberapa startup yang menorehkan untung. Hal ini diungkapkan oleh Managing Partner East Ventures Willson Cuaca melalui postingan Linkedin pribadinya, yaitu masih ada beberapa perusahaan startup yang bisnisnya berjalan baik.
"Ada musim panas dan ada musim dingin. Beberapa perusahaan berjalan dengan baik, sedangkan beberapa perusahaan tidak bisa melaluinya dengan baik," tulis Managing Partner East Ventures Willson Cuaca dikutip Kamis (7/7/2022).
Menurutnya, tidak mudah mengatasi krisis dan badai yang kini sedang terjadi. Namun di satu sisi, banyak perusahaan telah mengumpulkan dana tepat waktu dan beberapa dari mereka telah menghasilkan keuntungan.
Startup Indonesia yang sudah mencetak laba
Berikut beberapa startup Indonesia yang telah mencatatkan untung, di antaranya:
1. Fore Coffee
Fore Coffee merupakan startup kopi on-demand yang bertujuan mengubah konsumsi kopi Indonesia dengan teknologi.
Melalui website resminya, Co-Founder dan CEO Fore Coffee, Vico Lomar, mengatakan, startup tersebut berawal dari mimpi untuk menyuguhkan kopi bagi para konsumen.
Fore Coffee telah membuka 42 gerai baru sepanjang 2021 hingga awal tahun 2022.
Pendanaan terakhir Fore Coffee menurut Crunchbase sebesar US$ 30 juta (sekitar Rp 435 miliar). Dengan demikian, total pendanaan yang telah mereka dapatkan US$ 39,5 juta.
2. Ruangguru
![]() |
Ruangguru merupakan startup teknologi di Indonesia yang fokus pada layanan berbasis pendidikan.
Perusahaan ini didirikan sejak tahun 2014 oleh Belva Devara dan Iman Usman. Ruangguru mengklaim memiliki lebih dari 15 juta pengguna, mengelola lebih dari 300 ribu guru yang menawarkan layanan di lebih dari 100 bidang studi.
Menurut data Crunchbase, Ruangguru telah menerima pendanaan terakhir sebesar US$ 55 juta (sekitar Rp 797 miliar). Dengan begitu total pendanaan yang Ruangguru telah terima yakni US$ 205,1 juta.
3. Xurya Daya Indonesia
Xurya Daya merupakan perusahaan rintisan energi terbarukan yang mempelopori metode zero-down untuk beralih ke tenaga surya. Didirikan pada 2018, mereka membantu perusahaan di Indonesia untuk menggunakan energi surya tanpa modal awal yang besar.
Pendanaan terakhir startup ini sebesar US$ 21,5 juta (sekitar Rp 312 miliar). Xurya Daya Indonesia total telah menerima pendanaan US$ 21,5 juta
4. Nusantics
Nusantics atau kepanjangan dari Nusantara Genetics adalah perusahaan rintisan yang bergerak di bidang bioteknologi.
Perusahaan ini didirikan pada 2019 dengan keyakinan yang terus berkembang akan pentingnya keseimbangan mikroba dan mikrobioma dalam kehidupan.
Selama pandemi, Nusantics mencuri perhatian sebagai startup yang bekerja sama dengan Bio Farma untuk menyediakan tes kit Covid-19 yang didesain dan diproduksi secara lokal di Indonesia. Pada awal tahun lalu, Nusantics mengumumkan penggalangan modal dengan nilai tak dipublikasikan di putaran pendanaan Seri A.
5. Carro
![]() |
Didirikan pada tahun 2015, Carro adalah platform jual beli mobil bekas di Asia Tenggara yang menawarkan layanan lengkap di seluruh siklus kepemilikan mobil.
Berkantor pusat di Singapura, Carro mengubah cara tradisional dalam membeli dan menjual mobil melalui algoritme penetapan harga dan kemampuan yang mendukung AI.
Menurut Crunchbase, pendanaan terakhir yang diterima Carro sebesar US$ 15,6 juta (sekitar Rp 226 miliar). Dengan begitu total pendanaan yang telah mereka dapatkan sekitar US$ 705,1 juta. Carro juga mengaku sudah melampaui valuasi US$ 1 miliar, menjadikan mereka sebagai unicorn.
6. eFishery
![]() |
Startup yang berbasis di Bandung, Jawa Barat itu berdiri sejak 2013. eFishery merevolusi industri budi daya ikan yang tradisional.
Co-founder dan Managing Partner Northstar Advisory, Patrick Walujo, mengatakan laba perusahaan itu bisa melampaui salah satu raksasa ride hailing Gojek.
"Pendapatan omzetnya bulan terakhir dikali 12 sudah Rp 4 triliun bisnisnya profitable. Jauh lebih profitable dari Gojek," kata Patrick dikutip dari kanal Youtube Unpar Official.
Patrick menyebut, pendanaan startup ini berasal dari nama-nama besar global seperti Sequoia, Temasek, dan Softbank.
[Gambas:Video CNBC]
Agar Selamat Tsunami PHK, Startup Harus Bertahan Berapa Lama?
(dem)