AS Diramal Resesi, Ada Dampak Ngeri ke Startup di Indonesia?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
28 June 2022 09:50
foto : Freepik
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi di Amerika Serikat (AS) diramalkan akan segera terjadi. Ini akan berdampak luas pada banyak sektor, dan nampaknya juga pada sejumlah perusahaan rintisan atau startup.

Sebagian besar startup di dunia, tak terkecuali di Indonesia, diketahui diterjang banyak masalah termasuk banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Sequoia Capital mengingatkan perusahaan untuk melakukan beberapa hal, dari mengurangi perekrutan karyawan, bakar uang, dan perpanjangan runway.

Saham teknologi dan Nasdaq diketahui mengalami penurunan pada kuartal terburuk kedua sejak krisis keuangan 2008. Perusahaan diberitahu kemungkinan akan terkena dampak tersebut, bahkan kondisinya bisa memburuk.

"Ini akan menjadi pemulihan yang lebih lama dan meskipun kami tidak dapat memprediksi berapa lama, kami dapat menyarankan Anda tentang cara untuk mempersiapkan dan melewati sisi lain," kata Sequoia Capital, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (28/6/2022).

Y Combinator juga mengimbau para pendiri startup untuk memahami kinerja pasar yang buruk dari perusahaan teknologi berdampak signifikan pada investasi VC. Inkubator itu telah membantu kemunculan startup Airbnb, Dropbox dan Stripe.

Selain resesi ada ketakutan lain dampak dari kenaikan harga bahan bakar dan pangan berkelanjutan. Selain itu ada juga pandemi yang belum juga usai dan konflik geopolitik.

Semua masalah itu membuat para investor takut inflasi akan tidak terkendali, kenaikan suku bunga, dan resesi yang terjadi bersamaan.

Menurut presentasi Sequoia, kali ini tidak ada solusi cepat untuk perbaikan. Menurut perusahaan, apa yang terlewatkan pada awal 2020 adalah soal respons agresif pemerintah, yakni menuangkan yang pada perekonomian dan menjaga suku bunga pinjaman secara artifisial rendah dengan membeli obligasi.

"Kali ini, banyak dari alat-alat itu telah habis," tulis Sequoia. "Kami tidak percaya bahwa ini akan menjadi koreksi tajam lainnya diikuti oleh pemulihan berbentuk V yang sama cepatnya seperti yang kita lihat di awal pandemi."

Sequoia juga menambahkan startup melihat proyek, penelitian dan pengembangan, pemasaran serta di tempat lain untuk memangkas biaya.

Di sisi lain, Bendahara Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) sekaligus Managing Partner Ideosource Venture Capital, Edward Ismawan Chamdani, mengaku tak kaget melihat startup mulai memilih strategi efisiensi lewat PHK karyawan.

Namun, menurutnya keputusan seperti ini merupakan hal yang biasa terjadi. Kejadian ini juga menjadi dampak dari keputusan bisnis yang belum tepat.

"Saya enggak bilang salah, tapi keputusan bisnis dalam arti apakah bisnis modelnya belum tepat atau target market-nya masih salah, atau ada value change yang mereka fokusnya terlalu lebar," ujar Edward kepada CNBC Indonesia.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dulu Cleaning Service, Jadi Pendiri Startup Berharta Rp 29 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular