Investor: Startup PHK dan Tutup Bakal Makin Banyak

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
23 June 2022 12:35
start up
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) nampaknya belum surut. Kawasan Asia Tenggara juga terdampak, dan diramal akan terjadi hingga beberapa bulan ke depan.

Menurut investor teknologi ini merupakan awal dari lebih banyak PHK di industri tersebut di Asia Tenggara. Perusahaan menghadapi suku bunga naik, ketidakpastian ekonomi, hingga harus berfokus pada profitabilitas daripada tumbuh secepat mungkin.

Apakah kita mengharapkan lebih banyak PHK? Saya pikir adil mengatakan yaPartner di Alpha JWC Jefrey Joe

"Tahun lalu, banyak yang terjadi adalah banyak modal murah di pasar membanjiri pasar yang memungkinkan perusahaan benar tumbuh dengan biaya berapapun," jelas Partner di Openspace, Jessica Huang Pouleur, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (23/6/2022).

Dia menuturkan yang terjadi adalah terlalu banyak orang diperkerjakan terlalu cepat. "Saya pikir mungkin akan melihat banyak hal itu selama beberapa bulan ke depan," ujarnya.

Kenaikan suku bunga tinggi memang telah jadi perhatian khusus untuk industri teknologi. Partner di Alpha JWC, Jefrey Joe mengatakan hal ini akan meningkatkan biaya untuk melakukan bisnis, biaya modal, dan ekspektasi pengembalian untuk investor.

"Apakah kita mengharapkan lebih banyak PHK? Saya pikir adil mengatakan ya," kata dia.

Bahkan dengan masalah-masalah itu, James Tan yang merupakan mitra Quest Venture mengatakan aneh jika tidak ada PHK. "Setiap startup yang tidak melakukannya akan menghadapi dewan komisaris yang mempertanyakan asumsi yang mendasari dan kemampuan mereka untuk mengelola melalui krisis," kata Tan.

Dia menambahkan startup sekarang perlu memperpanjang runway selama 18-36 bulan. Bukan lagi seperti sebelumnya 12-18 bulan sebelum akhirnya mencoba mengumpulkan dana lagi.

Namun di sisi lain, para investor masih menilai Asia Tenggara merupakan wilayah yang secara fundamental bagus dipertaruhkan. Ini merujuk pada populasi kelah menengah yang terus bertambah, tingkat pengguna internet yang tinggi dan meningkatnya jumlah pendiri startup dari yang sebelumnya bekerja di perusahaan teknologi lain.

Jefrey Joe mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat untuk investor memilih perusahaan yang benar-benar berkinerja baik dan berinvestasi di dalamnya saat valuasi sedang merosot.

Shopee sempat diterpa isu melakukan PHK pada karyawannya. Email Chief Executive Chris Feng menyebut perusahaan memberhentikan pekerja dari layanan pengiriman makanan dan pembayaran, serta tim di Argentina, Cile dan Meksiko.

"Mengingat meningkatnya ketidakpastian dalam ekonomi lebih luas, kami percaya bahwa bijaksana untuk membuat penyesuaian yang sulit namun penting meningkatkan efisiensi operasional kami dan memfokuskan sumber daya kami," demikian isi email itu.

Dalam keterangan resminya, Shopee Indonesia memastikan langkah yang diambil Shopee tak melibatkan operasional di Indonesia. "Langkah penyesuaian yang diambil pada segmen dan pasar tertentu, dipastikan tidak melibatkan Shopee Indonesia," kata Handhika Jahja, Direktur Eksekutif Shopee Indonesia.

StashAway, manajer kekayaan digital berbasis di Singapura, memangkas 31 karyawan atau 14% dari jumlah seluruhnya. Ini semua dilakukan pada bulan Mei dan Juni.

Platform belanja online asal Malaysia, iPrice melakukan PHK sebanyak seperlima dari jumlah karyawannya di bulan Juni. Sebelum PHK, perusahaan mengatakan memiliki 250 karyawan.

Zenius juga memangkas lebih dari 200 karyawan. Berikutnya ada Crypto.com memberhentikan 260 atau 5% jumlah pegawai, dan yang terdampak di wilayah Asia-Pasifik, Eropa, Timur Tengah dan Afrika, serta Amerika.

JD.id yang merupakan situs e-Commerce asal China di Indonesia melakukan pemangkasan pekerjanya meski tidak mengatakan jumlah yang diberhentikan. Jenie Simon, direktur umum manajemen mengatakan PHK dilakukan untuk menjaga daya saing di pasar kompetitif.

Startup Indonesia yang melakukan PHK juga terjadi di penyedia e-commerce Lummo dan penyedia layanan pembayaran digital LinkAja.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular