Studi di China: Sinopharm Tak Ampuh Lawan Subvarian Omicron

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Selasa, 21/06/2022 17:40 WIB
Foto: Vaksin sinopharm. (REUTERS/Dado Ruvic)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penelitian di China menunjukkan antibodi penawar terhadap beberapa sub-varian Omicron sebagian besar tidak terdeteksi di tubuh subjek yang sudah mendapat dua dosis vaksin Sinopharm.

Penelitian dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases itu juga menyebut meski sudah mendapatkan suntikan booster, vaksin tersebut hanya dapat memulihkan sebagian.

Studi ini dilakukan ketika China hanya menyetujui suntikan vaksin Covid-19 yang dikembangkan secara lokal termasuk vaksin Sinopharm, dan ketika negara tersebut berusaha meningkatkan vaksinasi.


Vaksin, BBIBP-CorV, adalah salah satu dari dua suntikan Sinopharm Covid-19 yang disetujui untuk digunakan di China, dan juga merupakan vaksin utama yang diekspor perusahaan milik negara itu.

"Di antara 25 orang yang menerima dua dosis vaksin BBIBP-CorV, aktivitas penetralan terhadap sub-varian seperti BA.2.12.1 dan BA.4/BA.5 tidak atau hanya sedikit terdeteksi", kata para peneliti, dikutip dari Reuters, Senin (21/5/2022).

Aktivitas penetralisir terhadap sub-varian tersebut diamati hanya pada 24%-48% subjek yang menerima suntikan booster BBIBP-CorV setelah menerima dua dosis.

Angka tersebut sedikit meningkat, menjadi 30-53%, bagi mereka yang menerima suntikan ketiga yang dibuat oleh unit Produk Biologi Chongqing Zhifei, salah satu vaksin lain yang disetujui untuk digunakan di China.

Studi ini tidak membahas bagaimana booster, tingkat yang mencerminkan seberapa baik mereka dapat menurunkan risiko penyakit atau kematian Covid-19, yang biasanya diamati dalam uji klinis besar.


(dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat