Mengenal Social Engineering dan 4 Modus Bobol Rekening

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
21 June 2022 07:05
Warga Ukraina ramai-ramai mendatangi ATM. (REUTERS/PAVLO PALAMARCHUK)
Foto: Warga Ukraina ramai-ramai mendatangi ATM. (REUTERS/PAVLO PALAMARCHUK)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam banyak kasus penipuan, kita kerap mendengar modus social engineering atau soceng. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan mengenai pengertian hingga cara menghindari modus tersebut.

Social engineering sendiri merupakan cara mengelabui atau manipulasi korban. Dengan begitu pelaku kejahatan bisa mendapatkan informasi data pribadi atau akses yang diinginkan.

"Soceng menggunakan manipulasi psikologis, dengan memengaruhi pikiran korban melalui berbagai cara dan media yang persuasif dengan cara membuat korban senang atau panik sehingga korban tanpa sadar akan menjawab atau mengikuti instruksi pelaku," jelas OJK, dikutip Selasa (21/6/2022).

Modus ini berbahaya, karena pelaku bisa mengambil data dan informasi pribadi korbannya yang digunakan mulai dari untuk mencuri semua uang di rekening, mengambil alih akun hingga menyalahgunakan data pribadi untuk kejahatan.

Data pribadi yang berusaha dicuri oleh pelaku adalah user name aplikasi, password, PIN, MPIN, kode One Time Password (OTP), dan nomor kartu ATM atau kartu kredit atau debit. Selain itu mereka juga akan meminta informasi seperti nomor CVV/CVC dari karu kredit atau debit dan nama ibu kandung.

OJK juga menyebutkan empat modus soceng yang digunakan, berikut daftarnya:

1. Info Perubahan Tarif Transfer Bank

Penipu menyamar menjadi pegawai bank dan menginformasikan ada perubahan tarif transfer pada korban. Mereka akan diminta mengisi link formulir meminta data pribadi seperti PIN, OTP, dan password.

2. Tawaran Jadi Nasabah Prioritas

Modus lainnya adalah menawarkan upgrade jadi nasabah prioritas. Korban akan diminta memberikan data pribadi seperti nomor ATM, PIN, OTP, nomor CVV/CVC, dan password.

3. Akun Layanan Konsumen Palsu

Penipu juga berusaha menyamar dengan membuat media sosial palsu mengatasnamakan sebuah bank. Mereka akan muncul saat masyarakat menyampaikan keluhan layanan bank tersebut. Lalu akan menawarkan bantuan menyelesaikan keluhan yang mengarah pada website palsu atau meminta nasabah memberi data pribadi.

4. Tawaran Jadi Agen laku Pandai

Ada pula modus menawarkan jasa agen laku pandai tanpa syarat yang rumit. Nasabah akan diminta mengirimkan sejumlah uang agar mendapatkan mesin EDC.

OJK juga mengingatkan masyarakat agar tak memberikan data pribadi pada mereka yang mengaku sebagai pegawai bank. Selain itu juga hanya menggunakan aplikasi asli dan menghubungi layanan resmi bank atau lembaga jasa keuangan.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada 4 Modus Soceng, 5 Menit Uang di Rekening Bisa Raib

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular