
Sukses IPO, Startup Ini Bangkrut Nunggak Bayar Sewa Kantor

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib LeEco seakan berubah secara drastis. Startup asal China itu berhasil masuk ke papan perdagangan ChiNext, kelompok saham seperti Nasdaq Amerika Serikat (AS), namun ternyata mengalami masalah bahkan harus menunggak bayar sewa kantor.
LeEco tercatat mendapatkan 805 juta yuan dari pendanaan seri A untuk divisi streaming olahraga pada tahun 2015. Selain iu juga penjualan pada sekitar 500 juta saham.
Induk usaha publik LeEco, LeShi Internet dilaporkan memiliki pendapatan sekitar 13 miliar yuan tahun 2015. Sementara itu, tercatat memiliki keuntungan 573 juta yuan.
LeEco juga melakukan ekspansi bisnis, yakni dari layanan streaming online ke ekosistem perangkat keras termasuk TV pintar, smartphone, sepeda dan mobil.
Masa gemilang itu perlahan meredup. Salah satunya adalah Jia Yueting, pendiri LeEco, yang diketahui terlilit utang RMB 16,8 miliar (Rp 36 triliun). Selain itu banyak anak usaha LeEco mengalami kerugian dan berutang jutaan dolar, seperti LeSports.
Unit streaming itu tutup setelah menunggak sewa kantor selama berbulan-bulan, ungkap laporan pers lokal, dikutip Mingtiandi, Senin (20/6/2022).
Kantor LeSports berada di The Octagon K Wah International Tsuen Wan lantai 33 dan 35, sedangkan LeCorporation menempati lantai 36.
Pada Oktober 2017, laporan media Hong Kong mengungkapkan sepasang anak perusahaan LeECo gagal membayar sewa bulanan dengan total HJ$10,4 juta sejak bulan mei tahun lalu. Ini membuat perusahaan bangkrut dengan kewajiban belum membayar sebesar HJ$10,4 juta.
Sementara itu LeSports juga belum melakukan pembayaran padapenyedia jaringan, membuat pelanggan di Hong Kong tidak bisa menonton pertandingan Liga Inggris beberapa waktu lalu yang sudah dibayarkan.
LeCorporation juga telah menjadi subyek beberapa kasus hukum. Misalnya saja gugatan senilai US$224,000 atas biaya hak cipta yang diprakarsai oleh distributor film Sundream Motion Pictures pada Desember 2016, dan klaim HK$530,000.
Selain itu perusahaan juga pernah dituntut oleh sebuah perusahaan pemasaran karena biaya pemasaran yang belum dibayar pada Agustus 2016. Gugatan itu bernilai HK$14 juta.
Menurut banyak pihak, masalah yang dihadapi LeEco dikarenakan ekspansi bisnis yang terlalu cepat. Caixin mengatakan perusahaan menikmati 5 tahun pertumbuhan dua digit, namun sebagian besar bisnisnya termasuk 39 anak perusahaan yang belum go-publik tidak pernah mengungkapkan kinerja keuangannya.
Kepada Engadget, seorang mantan pegawai perusahaan mengatakan LeEco memindahkan kas dari satu perusahaan ke yang lainnya sebagai cara menutupi kerugiannya.
Mantan CEO layanan transportasi Yidao Yongche mengungkapkan perusahaan telah menyalahgunakan modal untuk menutupi utang mereka. Dia sendiri pernah memiliki 70% saham LeEco.
September 2018, founder Jia Yueting dipaksa mundur dari perusahaan. Ini terjadi saat LeEco diakuisisi oleh raksasa properti China, Sunac.
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Go Public & Nama Besar, Startup Ini Tutup Nunggak Sewa Kantor