
Bangun Super App, Bos AirAsia Siap Bertarung Lawan Unicorn

Jakarta, CNBC Indonesia - Capital A (sebelumnya AirAsia) berencana listing di bursa New York. CEO Capital A Tony Fernandes menyatakan dirinya siap berhadapan dan bersaing dengan perusahaan teknologi berstatus unicorn di Asia Tenggara.
"Jika Anda ingin menjadi aktor, Anda mungkin ingin berakhir di Hollywood pada tahap tertentu dalam karier Anda," kata CEO Capital A Tony Fernandes, kepada Financial Times, dikutip dari Irish Times, Rabu (15/6/2022).
![]() |
Saya sekarang mengatakan saya siap menghadapi para unicorn digital. CEO Capital A Tony Fernandes |
"Kami pikir waktunya tepat untuk bagian dari grup Capital A untuk terdaftar di Amerika Serikat." imbuhnya.
Dia menyebut maskapai AirAsia dijadwalkan listing sekitar tahun depan. Platform super-app milik Capital A akan menyusul setelahnya. Fernandes yang membawa bisnisnya beralih ke e-commerce dan digital selama pandemi, meyakini aksi korporasi ini mampu menarik investor.
Sementara itu, saham Capital A saat ini berada di bawah Catatan Praktik 17 di bursa saham Malaysia, daftar untuk kelompok-kelompok yang mengalami kesulitan keuangan.
Fernandes bersikeras bahwa itu adalah masalah "akuntansi" yang dapat dipecahkan, dan tidak mencerminkan kondisi perusahaan.
Kerugian kuartal pertama maskapai melebar 90 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021, sedangkan saham grup yang terdaftar di Malaysia tetap berada di urutan keenam dari puncak 2018 mereka.
Fernandes, mengatakan 85 dari 212 pesawat AirAsia sekarang sudah terbang dan 176 pesawat akan kembali mengudara pada Desember.
"Saya pikir pada kuartal ketiga dan keempat, kami akan EBITDA-positif, termasuk leasing, jadi saya cukup yakin 2023 menguntungkan dan pasti arus kas positif," katanya.
Mengomentari rencana listing, Fernandes mengatakan keberhasilannya dalam mengubah dari eksekutif Warner Music menjadi pelopor penerbangan anggaran setelah membeli AirAsia dari pemerintah Malaysia pada tahun 2001 dengan harga kurang dari US$1.
"Dua puluh tahun yang lalu, ketika saya memulai maskapai ini, tidak ada investor yang mau berinvestasi pada kami. Bukan cerita yang sangat meyakinkan untuk mengatakan bahwa Anda akan memulai sebuah maskapai penerbangan ketika Anda berasal dari bisnis musik, tanpa uang, dan melawan Malaysia Airlines, Singapore Airlines dan sejenisnya," ungkapnya.
Fernandes kemudian menegaskan kepercayaan dirinya untuk sukses di bisnis digital. "Dua puluh tahun kemudian, saya sekarang mengatakan saya siap menghadapi para unicorn digital. Mungkin bukan cerita yang meyakinkan baik dari maskapai yang sedang berjuang, melalui Covid, memiliki neraca yang lemah, dll. Tapi perlahan-lahan akan terlihat."
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AirAsia Siapkan Taksi Terbang di Kuala Lumpur, Cek Tarifnya