
Ngeri, Suku di Amerika Tanam Permata di Gigi Mereka

Jakarta, CNBC Indonesia - Suku Maya kuno pernah sangat bangga dengan gigi mereka. Jauh sebelum orang-orang menggunakan gigi emas, penduduk di Mesoamerika memamerkan seringai yang dihias dengan permata giok, pirus, emas, atau hematit.
Lapisan gigi yang dipasang orang Maya kuno disebut akan bertahan seumur hidup dan kemungkinan memiliki makna spiritual.
Penelitian baru tentang semen yang digunakan untuk merekatkan permata ke gigi orang Maya telah menyoroti beberapa potensi sifat higienis dan terapeutik, demikian dilansir dari Science Alert, Selasa (31/5/2022).
Sealant berfungsi sebagai perekat yang bisa menahan permata di tempatnya selama lebih dari 1.000 tahun. Material yang digunakan memiliki potensi untuk melawan kerusakan gigi, mengurangi peradangan dan infeksi di mulut.
Campuran kaya komponen organik membuat para arkeolog berpikir bahwa zat seperti semen itu tidak hanya digunakan sebagai lem anti air. Sebaliknya, perekatan batu kecil pada gigi seri dan gigi taring selama awal masa dewasa, kemungkinan digunakan untuk perlindungan terhadap gigi berlubang.
Pengeboran untuk memasukkan permata ini ke dalam gigi dilakukan dengan sangat ahli, jarang mengenai pulpa saraf dan pembuluh darah di bagian tengah.
Gigi purba yang dianalisis dalam penelitian ini berasal dari tiga situs arkeologi Maya di Guatemala, Belize dan Honduras. Menurut para ahli, dari gigi yang ditemukan tampaknya pemiliknya tidak berasal dari latar belakang elit.
Dalam sealant yang digunakan untuk menempelkan permata pada gigi, peneliti mengidentifikasi 150 molekul organik yang biasa ditemukan dalam resin tanaman, tergantung dari mana gigi itu berasal.
Di semenanjung Yucatan, setiap campuran sealant menggunakan material yang sedikit berbeda, tetapi bahan utamanya sebagian besar sama.
Sebagian besar semen gigi menunjukkan senyawa yang terkait dengan tar pohon pinus, yang diduga mengandung sifat seperti antibakteri.
Dua dari delapan gigi menyimpan sisa-sisa sclareolide, senyawa tanaman dengan sifat antibakteri dan antijamur. Ini juga sering digunakan dalam industri parfum, karena wanginya.
Minyak atsiri dari tanaman dalam keluarga mint juga umum di sealant yang menunjukkan potensi efek anti-inflamasi.
Temuan ini tidak mengejutkan. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa kebersihan gigi dianggap serius oleh bangsa Maya kuno. Orang-orang di peradaban ini secara teratur memoles gigi mereka, dan jika pembusukan terjadi, mereka akan mencabut gigi.
Namun, praktik yang lebih terapeutik untuk kedokteran gigi ini secara historis dibayangi oleh dekorasi yang lebih mencolok pada waktu itu.
Tepi gigi Maya sering dibuat menjadi bentuk runcing dan juga bertatahkan permata. Pada masa lalu, ini disematkan pada alasan ritual atau estetika saja.
Kedokteran gigi Maya jelas merupakan bentuk seni, tetapi temuan baru menunjukkan penggunaan ekstensif modifikasi gigi mungkin lebih dari sekadar kecantikan.
Fakta bahwa banyak orang yang melakukan pengobatan juga menunjukkan bahwa itu tidak selalu mencerminkan status sosial orang tersebut.
"Meskipun campurannya kompleks dan efektif dalam memberikan obturasi gigi yang tahan lama, konteks kamar mayat dari individu yang dijadikan sampel menunjukkan bahwa ini bukan individu elit tetapi sebaliknya, sebagian besar masyarakat Maya mendapat manfaat dari keahlian individu yang membuat ini," tulis para peneliti.
(Intan Rakhmayanti Dewi/dem)
[Gambas:Video CNBC]