Ada Istilah Unicorn Zombie di Silicon Valley, Ini Sebabnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Tren unicorn zombie sedang terjadi secara masif di Silicon Valley. Namun apa yang sebenarnya terjadi?
Unicorn zombie, NBC News menuliskan merujuk pada startup yang dihargai namun sedang goyah. Namun mungkin masih membutuhkan investor baru untuk bisa menyelamatkan perusahaan.
Nampaknya ini terjadi karena perubahan yang terjadi saat pandemi pada perusahaan-perusahaan di kawasan terjadi.
Saat pandemi merebak, industri teknologi meledak dengan pesat. Namun enam bulan terakhir, menjadi mimpi buruk bagi startup di industri tersebut.
Misalnya saja peloton, startup olahraga, sahamnya anjlok minggu lalu sekitar US$17. Padahal akhir tahun 2020, sahanya tercatat mencapai US$163.
"Sentimen investor di Sillicon Valley merupakan yang paling negatif sejak kehancuran dot com," ungkap kapitalis ventura di San Fransisco dan mantan eksekutif Paypal, David Sacks dikutip dari NBC News, Selasa (10/5/2022).
NBC News menyatakan perusahaan teknologi sangat rentan saat penurunan ekonomi. Penyebabnya karena sebagian besar dari mereka pada awalnya tidak menguntungkan dan mengandalkan investasi modal ventura.
Itu dilakukan dengan tujuan menutupi pengeluaran dan perusaahaan bisa berfokus pada pertumbuhan yang cepat. Sayangnya, keinginan tersebu sulit dilakukan saat permintaan konsumen melambat.
Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) juga akhirnya menghantam perusahaan-perusahaan di sana. Dari Cameo yang merupakan perusahaan klip video selebriti, aplikasi perdagangan pasar saham Robinhood hingga Thrasio yang merupakan membeli dan menjual merek pihak ketiga di Amazon.
Sementara itu, investor teknologi Zach Coelius menyoroti soal pendanaan pada perusahaan. Pendanaan gila-gilaan pada startup yang terjadi beberapa tahun terakhir nampaknya juga akan berakhir, ungkapnya dalam akun Twitternya.
"Semua orang secara agresif menulis cek dengan sangat cepat dan melatih para pendiri memiliki mentalitas FOMO, Anda harus bergerak cepat atau akan kalah," kata Coelius.
Coelius mengatakan startup teknologi tidak akan bisa mendapatkan uang dengan mudah. Hal itu membuat perusahaan akan menghemat uang dan mengurangi rencana pertumbuhan.
"Kesabaran merupakan teman Anda dalam situasi ini. Anda tidak perlu stres menjadi perusahaan dengan pertumbuhan tercepat dunia. Ini merupakan pola pikir yang berbeda," jelasnya.
(npb/roy)