
Ramalan Ngeri Soal Bitcoin: Harga Bakal Makin Anjlok!

Pada Kamis (5/5/2022) dini hari waktu Indonesia, The Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin menjadi 0,75-1%. Ini bukan yang terakhir, karena pada akhir tahun pasar memperkirakan suku bunga acuan berada di rentang 3-3,25%.
Seiring tren kenaikan suku bunga acuan, yield obligasi pemerintah AS pun terkerek. Untuk tenor 10 tahun, yield sudah menyentuh di atas 3%, sesuatu yang kali terakhir terjadi pada 2018.
Kenaikan yield menjadi modal kuat bagi dolar AS untuk menguat. Sebab, yield yang tinggi akan membuat investor berbondong-bondong memborong surat utang pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden. Akibatnya, dolar AS semakin kuat sementara aset lain harganya turun karena sepi peminat.
Paul Spirgel, Analis Reuters, memperkirakan titik resistance Bitcoin kini ada di US$ 38.000/koin. Ini karena Bitcoin sudah beberapa kali gagal menembus level US$ 40.000/koin.
Jika harga Bitcoin turun hingga ke US$ 37.000/koin, lanjut Spirgel, maka target berikutnya akan ada di US$ 34.300/koin. Bahkan bukan tidak mungkin harga Bitcoin akan turun hingga ke US$ 33.000/koin.
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]
