Fakta Soal Pesawat Energi Matahari, Disebut Lebih Murah

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
05 May 2022 20:45
Demonstrators protest Friday, June 5, 2020, near the White House in Washington, over the death of George Floyd, a black man who was in police custody in Minneapolis. Floyd died after being restrained by Minneapolis police officers.. (AP Photo/Carolyn Kaster)
Foto: Amerika Serikat (AP/Carolyn Kaster)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah pesawat berpenampilan aneh muncul tahun 2016. Pesawat itu ditutupi dengan lebih dari 17 ribu panel surya.

Kendaraan dengan disebut Solar Impulse 2 memiliki lebar sayap Boeing 747. Beratnya hanya seperti SUV, namun tanpa bahan bakar.

Pesawat itu merupakan gagasan penjelajah Swiss, Bertrand Piccard dan insinyur Bertrand Borschberg. Tahun 2019 pesawat dibeli oleh Skydweller Aero, startup asal AS-Spanyol.

Berikut fakta soal pesawat tersebut, dikutip dari CNN Internasional, Kamis (5/5/2022):

Murah dan Lebih Hijau
Pesawat ini untuk aplikasi yang lebih fleksibel dan lebih murah. Karena satelit mahal untuk dibangun dan harus diluncurkan ke orbit lewat roket yang biasanya ditenagai bahan bakar fosil.

Selain itu pesawat juga lebih sustainable, karena satelit punya masa hidup terbatas dan akhirnya mati. Pada akhirnya akan menjadi masalah sampah antariksa.

Skydweller akhirnya memodifikasi Solar Impulse 2 selama berbulan-bulan dan menerbangkannya lagi pada November 2022. Setelah itu telah melakukan 12 penerbangan uji di Spanyol sebelah tenggara.

Diharapkan pada awal 2023, jenis pesawat itu bisa dikerahkan. Selain itu diyakini akan ada di pasar dengan jumlah hingga ribuan armada.

Memantau Lautan


Proyek tersebut juga menarik untuk digunakan pemerintah dan militer. Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah menginvestasikan US$5 juta di Skydweller menyelidiki kemampuan pesawat untuk patroli maritim.

Namun CEO Skydweller, Robert Miller mengatakan dia melihat perusahaannya pada akhirnya jauh lebih komersial daripada berorientasi pada pemerintah.

Banyak dari aplikasi potensial memiliki manfaat lingkungan. Termasuk memantau penggunaan sumber daya alam, misalnya untuk penangkapan ikan ilegal atau kebocoran minyak atau kebocoran minyak dari operasi pengeboran laut dalam.

"Ada cara melakukannya dengan penginderaan jauh dari pesawat, namun sangat sulit untuk melakukannya sari satelit," ungkapnya.


(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ilmuwan Bocorkan Posisi Kursi Pesawat yang Aman dari Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular