
Indonesia Target Utama Investasi Startup, Singapura Nomor Dua

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan modal ventura Cento Ventures, baru saja merilis laporan investasi startup di Asia Tenggara. Laporan tersebut menyatakan bahwa pada 2021 terlihat ada lonjakan jumlah kesepakatan.
"Kami melacak 942 investasi di seluruh wilayah, melebihi 700 yang tercatat pada tahun 2020," tulis Cento dalam laporannya, dikutip Rabu (27/4/2022)
Total modal yang diinvestasikan ke startup di kawasan Asia Tenggara ada di angka US$14,2 miliar, meningkat hampir 70% dibandingkan tahun 2020.
Kontributor besar untuk peningkatan ini adalah kembalinya mega-deals. Pendanaan yang nilainya melebihi US$100 juta menyumbang 52% dari investasi. Di sisi lain, kesepakatan yang lebih kecil, di bawah US$100 juta, juga terus tumbuh pesat.
Kontributor besar untuk peningkatan ini adalah kembalinya mega-deals. Pendanaan yang nilainya melebihi US$100 juta menyumbang 52% dari investasi. Di sisi lain, kesepakatan yang lebih kecil, di bawah US$100 juta, juga terus tumbuh pesat.
Dalam laporan Cento Ventures, Indonesia bersaing dengan Singapura sebagai penerima investasi startup terbesar sepanjang 2021.
Menurut catatan, 42% dari modal diinvestasikan di startup Indonesia. Sementara gabungan startup Singapura menyumbang 34% dari total jumlah transaksi. Terlihat juga peningkatan investasi di Filipina dan Vietnam.
Data investasi startup per negara yang disusun Cento Ventures tidak menyertakan pendanaan ke startup yang beroperasi secara regional seperti Grab dan Traveloka.
Di 2021, nilai investasi startup di Indonesia menghasilkan sekitar US$5,96 miliar atau sekitar Rp 85,8 triliun. Sementara Singapura mencatatkan US$ 4,83 miliar atau sekitar Rp 69,6 triliun.
Angka ini terus bersaing ketat sejak lima tahun terakhir dengan jarak nilai investasi paling tinggi terjadi di tahun 2018.
Pada saat itu nilai investasi startup di Indonesia mencapai US$ 8,69 miliar atau sekitar Rp 125 triliun. Sementara Singapura pada tahun tersebut, nilai investasi startup-nya sekitar US$ 2,39 miliar atau setara Rp 34 triliun.
(Intan Rakhmayanti Dewi/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Susah Cari Investor Baru, Modal Startup Harus Awet 24 Bulan