Masih Menolak Divaksin Covid-19, Berani Baca Berita ini?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
25 April 2022 16:35
Pasien berbaring di ranjang rumah sakit saat mereka menunggu di area perawatan sementara di luar Caritas Medical Center di Hong Kong, Jumat (18/2/2022). Rumah sakit Hong Kong mencapai kapasitas 90% pada hari Kamis dan fasilitas karantina sudah mencapai batasnya, kata pihak berwenang, ketika kota itu berjuang untuk memadamkan rekor jumlah kasus baru COVID-19. (AP Photo/Kin Cheung)
Foto: Pasien berbaring di ranjang rumah sakit saat mereka menunggu di area perawatan sementara di luar Caritas Medical Center di Hong Kong, Jumat (18/2/2022). (AP Photo/Kin Cheung)

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski program vaksinasi Covid-19 telah diselenggarakan secara masif di seluruh dunia, bukan berarti semua orang mau divaksin. Ternyata mereka yang menolak divaksin membahayakan orang lain.

Studi yang diterbitkan dalam Canadian Medical Association Journal menyebutkan mereka yang tidak divaksinasi mengancam keselamatan orang lain dan telah mendapatkan vaksin Covid-19.

"Kita benar-benar cenderung lupa bahwa kita berada dalam pandemi penyakit menular, artinya tindakan kita memengaruhi orang-orang di sekitar kita," kata rekan penulis studi serta profesor epidemiologi University of Toronto, David Fisman, dikutip dari Global News, Senin (25/4/2022).

Penelitian itu menyebutkan manusia cenderung berinteraksi dengan orang lain yang sama seperti mereka. Fisman mengatakan hal yang serupa, mereka bergaul dengan yang seumuran dan sesama jenis.

"Itu juga sangat penting dalam hal keputusan orang untuk divaksinasi pada Covid-19," kata dia.

Dari penelitian tersebut terlihat serangan pada mereka yang telah divaksinasi paling tinggi saat bersama secara acak dalam sub-populasi yang tidak divaksinasi. Mereka paling rendah saat dikelilingi orang yang telah mendapatkan vaksin Covid-19.

Sementara pada yang tidak divaksinasi, serangan paling rendah saat berada dalam sub-populasi yang divaksinasi. Fisman mengatakan saat itu, risiko orang yang tidak divaksinasi menurun.

"Saat Anda banyak berbaur antara orang yang divaksinasi dan tidak divaksinasi, risiko orang yang tidak divaksinasi sebenarnya turun," jelasnya. "Orang yang divaksinasi menjadi penyangga saat memiliki banyak campuran dan risiko orang yang divaksinasi naik".

Oleh karena itu, dia mengatakan hal ini menjadi aksi kolektif. Fisman menjelaskan sistem penyakit menular semua orang terhubung dan harus mengandalkan kesehatan masyarakat.

"Keputusan untuk divaksinasi tidak bisa dibingkai hanya sebagai masalah pilihan pribadi karena berimplikasi hanya sebagai masalah pilihan pribadi karena implikasi pada keselamatan orang lain di masyarakat," jelas Fisman.

Informasi saja, mereka yang sudah divaksin Covid-19 bukan berarti kebal Covid-19. Mereka masih bisa terinfeksi tetapi risiko dirawat inap di Rumah Sakit dan meninggal menjadi lebih rendah ketimbang mereka yang belum divaksin.


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perbedaan Gejala Omicron di Orang yang Sudah Vaksin & Belum

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular