Pfizer vs Sinovac-Sinopharm, Vaksin Mana yang Lebih Efektif?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
22 April 2022 09:50
Virus Outbreak Romania
Foto: AP/Andreea Alexandru

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama dua tahun terakhir pandemi berlangsung, beragam vaksin sudah diproduksi dan digunakan. Beberapa diantaranya adalah Pfizer, Sinovac, dan Sinopharm.

Bahkan ada yang digunakan kembali sebagai kombinasi vaksinasi booster. Setiap vaksin telah melewati pengujian dan memiliki keefektifan masing-masing.

Lalu vaksin mana yang paling manjur digunakan? Berikut tingkat keefektifan tiap-tiap vaksin. dirangkum CNBC Indonesia, Jumat (22/4/2022):

Sinovac
Vaksin asal China ini telah melakukan uji klinis di berbagai negara. Di Brasil dengan 13 ribu relawan, Sinovac efektif 78%. Bahkan bisa mencapai 100% jika digunakan untuk infeksi sebagai penyakit parah dan sedang, ungkap Direktur Butantan Institute, Dimas Covas.

Namun sayang, menurut studi Universitas Hong Kong. sampel dari penerima dua dosis Sinovac gagal menghasilkan antibodi yang bisa dideteksi Omicron. Untuk itu mereka harus mendapatkan dosis booster.

Dalam sebuah riset, tiga dosis Sinovac pun tak mampu melawan Omicron. Melansir Reuters, peneliti menilai booster dengan vaksin mRNA Pfizer lebih efektif.

Sinopharm
Sinopharm juga diproduksi di China. Vaksin ini telah melewati pengujian dengan hasilnya mencapai 79,34% melawan infeksi Covid-19.

Regulator kesehatan China telah mengeluarkan izin bersyarat vaksin bisa digunakan untuk masyarakat setelah data interim uji klinis fase tiga dirilis.

Sinopharm juga telah mendapatkan izin penggunaan darurat non-kontroversial dari pemerintah setelah pada Juli 2020. Dengan begitu, vaksin bisa diberikan pada masyarakat dengan kategori berisiko seperti tenaga kesehatan, militer dan diplomat.

Pfizer
Pfizer memiliki tingkat kemanjuran yang jauh lebih tinggi dari dua vaksin sebelumnya. Pada November 2020, vaksin itu telah menyelesaikan uji klinis tahap akhir dengan hasil 95% efektif melawan virus SARS-CoV-2 dan diklaim tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan.

Sayang untuk melawan Omicron, efikasinya menurun. Discovery Health dalam laporannya mengatakan dua dosis Pfizer memiliki keefektifan 70% pada Omicron, turun dari efikasi awal sekitar 80%.

Studi dari Columbia University, dan University of Hong Kong menemukan antobodi dihasilkan dari Pfizer lebih rendah 20 kali saat melawan Omicron dibandingkan varian aslinya.

Pemberian booster atau dosis lanjutan juga ditekankan oleh para peneliti. menurut mereka, booster dapat membuat peningkatan perlindungan bagi para penerima vaksin. 

Antibodi yang dihasilkan Pfizer untuk melawan Omicron dilaporkan meningkat sama seperti menghadapi infeksi pada varian Covid-19 awal. 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular