MacKenzie Scott, Mantan Pramusaji Dermawan Berharta Rp 660 T

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
21 April 2022 11:55
Bezos-Mckenzie Resmi Bercerai
Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebelum menjadi miliarder seperti sekarang, MacKenzie Scott memiliki kehidupan yang biasa saja. Pada 1992, saat Amazon belum menjadi raksasa teknologi seperti sekarang, kehidupan Scott tampak sangat berbeda.

Saat itu, Scott baru saja lulus dari Universitas Princeton dan pindah ke New York City dengan harapan menjadi seorang novelis.

Seperti banyak lulusan perguruan tinggi baru, dia berjuang hidup dengan menjadi pramusaji untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tuntutan pekerjaan itu membuatnya hanya punya sedikit waktu untuk menulis.

"Saya hanya punya waktu sedikit, sepotong-sepotong. Saat itu, saya biasanya sudah terkapar karena kelelahan dan frustrasi atau malah merenungkan hidup yang monoton yang menyiksa, membuat dan menjual sandwich setiap hari," tulis Scott pada saat itu dalam sebuah surat kepada mentornya, mendiang novelis dan Peraih Nobel Toni Morrison.

"Dan khawatir tentang bagaimana saya bisa membayar sewa saya dengan uang receh yang mereka berikan kepada saya." tuturnya, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (21/4/2022).

Dalam beberapa surat yang baru-baru ini diterbitkan oleh The New York Times, Scott menjelaskan kepada Morrison tentang perubahan hidupnya. Dia menerima pekerjaan di perusahaan investasi D.E. Shaw, sebagian besar karena kebutuhan finansial.

Di D.E. Shaw, Scott diwawancarai oleh - dan akhirnya bekerja di sebelah - calon suaminya saat itu, Jeff Bezos. Pada tahun 1994, pasangan yang baru menikah pindah ke dekat Bellevue, Washington, Amerika Serikat untuk mulai membangun Amazon.

Scott bekerja paruh waktu di perusahaan baru itu dan juga menghabiskan waktu luangnya sambil mengerjakan novel sebagai bagian dari mimpinya.

Dalam tiga dekade sejak Scott khawatir tentang membayar sewa tempat tinggal, dia kini berhasil menerbitkan dua buku - satu pada 2005, dan satu lagi pada 2013.

Belum lagi kapitalisasi pasar Amazon juga tumbuh pesat menjadi US$1,5 triliun. Ketika Scott dan Bezos bercerai pada 2019, dia menerima 25% dari saham Bezos. Hari ini, kekayaan bersih Scott bernilai lebih lebih dari US$ 46 miliar (sekitar Rp660 triliun), menurut data real time Forbes.

Pada tahun 2019, Scott bergabung dengan Giving Pledge, sebuah kampanye yang mendorong orang kaya berjanji untuk memberikan setidaknya 50% dari kekayaan mereka. Dalam sebuah pernyataan di situs web Giving Pledge, dia menulis bahwa dia akan "terus melakukannya sampai brankasnya kosong."

Pada Juni 2021 dan Maret 2022, Scott menyumbangkan hampir US$4 miliar untuk organisasi nirlaba termasuk Boys and Girls Clubs of America, Planned Parenthood dan Habitat for Humanity International, menurut sebuah posting di Medium bulan lalu. Secara total, perusahaan induk Lost Horse milik Scott telah menyumbangkan setidaknya US$12 miliar kepada lebih dari 1.200 kelompok amal.

Sebagian besar sumbangan Scott telah digunakan untuk organisasi yang mempromosikan kesetaraan dan keadilan sosial. Banyak yang dipimpin oleh wanita, orang kulit berwarna atau anggota komunitas LGBTQ. Tahun lalu, dia menulis di sebuah posting di Medium bahwa organisasi-organisasi itu layak mendapat lebih banyak sorotan daripada dia.

"Orang-orang yang berjuang melawan ketidakadilan layak menjadi pusat perhatian dalam cerita tentang perubahan yang mereka ciptakan," tulis Scott.


(Intan Rakhmayanti Dewi/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harta Lenyap Rp 657 T, Jeff Bezos Sudah Ada Feeling Ga Enak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular