Menyingkap Daya Tarik MTEL Garap Infrastruktur Digital

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
20 April 2022 15:40
Peran Mitratel dalam infrastruktur digital di Tanah Air.
Foto: Dok: Mitratel

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) berupaya menjaga kinerja perusahaan dengan melakukan transformasi. MTEL akan mengedepankan status Digital Infrastructure Company untuk membantu bisnis digital di Indonesia semakin kuat. 

Hal tersebut, kata Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, menjadi penting tatkala Indonesia sedang berusaha untuk mengembangkan bisnis digital. 

"Apalagi nih kalau kita perhatikan, MTEL akan semakin menarik karena ada potensi bahwa mereka akan menjadi bagian dari Digital Infrastructure Company," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Senin (18/04/2022). 

MTEL sendiri, tambahnya sudah ditugaskan untuk membantu meratakan akses digital di seluruh Nusantara. Hal ini merupakan salah satu hal yang penting, sehingga akses terhadap digital akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. 

"Hal ini yang kami lihat dapat menimbulkan efek positif ke berbagai hal lainnya seperti UMKM akan lebih mudah diakses dan mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia. Di tengah perkembangan akan bisnis digital, infrastruktur yang kuat jelas akan menjadi penopang tumbuh dan kembangnya bisnis digital di Indonesia. Transformasi dari analog menjadi digital justru menjadi sebuah kesempatan bagi MTEL untuk ikut berpartisipasi dalam proses tersebut," jelas Maximilianus. 

Diketahui, pada tahun 2021, MTEL membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 11% dan diikuti oleh pertumbuhan EBITDA sebesar 24%. Pertumbuhan paling signifikan terdapat pada laba bersih Perseroan yaitu sebesar 129,4% dari sebelumnya Rp 602 miliar menjadi Rp 1,381 triliun. 

Sementara pada 2022, MTEL menargetkan pertumbuhan laba di kisaran 20% dan pendapatan 10-11% di 2022. 

Chief Investment Officer MTEL Hendra Purnama pernah mengatakan, bahwa Mitratel menargetkan untuk menjadi Perusahaan Infrastruktur Digital Terkemuka (Digital Infraco) pada 2023 melalui penguatan infrastruktur layanan jaringan 5G. 

Hendra menegaskan MTEL mempersiapkan diri sebagai tower operator yang siap melayani 5G.  

Salah satu upaya yang dilakukan yakni meningkatkan fiberisasi towernya dengan kerja sama bersama Telkom. Fiber optik menurutnya, menjadi salah satu syarat untuk memfasilitasi jaringan 5G. Hendra mengatakan nantinya fiberisasi yang dilakukan bisa berkontribusi pada pendapatan perusahaan. 

"Kami secara organik akan membangun jaringan fiber optik sendiri, yang kami mulai di 2022. Produk lain yang bisa kami kembangkan seperti Edge Computing dan IoT, ini sedang kami persiapkan dan kami tengah melihat seperti apa kebutuhannya di tengah masyarakat," kata Hendra. 

Hingga kini Mitratel memiliki lebih dari 28.000 tower, dan sebanyak 57% berada di luar Jawa dan telah menjangkau 85% area 4G di Indonesia. Saat ini tenancy ratio MTEL tercatat 1,5x dan ditargetkan naik menjadi 1,6x seiring dengan adanya rencana akuisisi tower baru. 

Selain itu Mitratel sendiri telah menerima instruksi dari satu operator jaringan seluler (MNO), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), untuk menggarap sebanyak 1.200 menara telekomunikasi (tower) di luar wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) atau non-3T yang nilai proyeknya diperkirakan mencapai Rp 1,2 triliun. 

Proyek pembangunan 1.200 menara tersebut tergolong paling besar yang diterima perseroan pada tahun ini. Karenanya, Mitratel akan fokus untuk pembangunan menara di non-3T mengingat nilainya yang cukup tinggi. 

Adapun kontrak tersebut bakal berjalan begitu perseroan menuntaskan pembangunan menaranya yang beberapa di antaranya sudah mulai dibangun. Membangun menara di remote area, kata Hendra, tidaklah mudah sehingga hal itu agak sedikit memberikan tantangan. 

"Jadi, kontrak itu akan mulai ditandatangani begitu menaranya ready dan equipment mereka (Telkomsel) sudah dipasang dan beroperasi. Tapi sudah ada beberapa yang berjalan dari 1.200 itu," terangnya.

Sekadar informasi, Mitratel sendiri dalam waktu dekat akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada hari Jumat, 22 April 2022 pukul 14.00 - selesai.

Adapun salah satu pembahasan yang akan disampaikan dalam RUPST terkait pembagian dividen untuk pemegang saham, dengan kisaran maksimal mencapai 70% dari perolehan laba bersih 2021.


(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demi Internet RI Bebas Hambatan, Mitratel Genjot Fiberisasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular