MotoGP Mandalika Nggak Perlu, Kok Booster Jadi Syarat Mudik?

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
24 March 2022 19:00
Penonton MotoGP di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Mandalika, Lombok, Minggu (20/3/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Penonton MotoGP di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Mandalika, Lombok, Minggu (20/3/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ramai di media sosial sejumlah pihak mempertanyakan syarat dua kali vaksin dan satu kali booster serta tetap menerapkan protokol kesehatan saat mudik Lebaran tahun ini. Salah satunya adalah President of Nusantara Foundation dan juga Imam Besar Islamic Center New York Imam Shamsi Ali.

Melalui akun Twitter pribadinya, Kamis (24/3/2022), Imam Shamsi mempertanyakan syarat itu seraya membandingkan dengan penyelenggaraan MotoGP Mandalika beberapa waktu lalu.

"Apakah yang hadir di balapan motor Mandalika dipersyaratkan booster? Kalau tidak, lalu kenapa yang mudik ada syaratnya? Masalahnya bukan pada vaksin atau booster, tapi pada penerapan aturan yang kadang kehilangan "sense of justice". Tidak fair itu meresahkan," tulisnya.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi tidak menampik ada pemahaman sebagian masyarakat yang belum komprehensif perihal ketentuan booster tersebut. Menurut dia, pada musim mudik, lebih dari 35 juta orang bergerak bersamaan ke berbagai tujuan dari berbagai asal daerah.

"Jadi mobilitas lebih besar," ujar Siti Nadia kepada CNBC Indonesia, Kamis (24/3/2022).

Selain itu, menurut dia, biasanya kunjungan itu dilakukan ke orang tua yang memiliki risiko kematian dan tingkat keparahan yang lebih besar.

Seperti diketahui, selama dua tahun terakhir, umat Muslim melaksanakan ibadah Ramadan dan merayakan Idulfitri dalam kondisi terbatas. Namun, untuk tahun ini ada perbedaan seiring pelonggaran yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin.

"Jadi atas saran bapak presiden tersebut mari kita berikan kesempatan kepada rekan-rekan kita, saya juga akan merasakan akibatnya dan sangat senang mendengarkan hal itu agar kita bsia melakukan ibadah Ramadhan dan juga merayakan Idulfitri yang lebih normal lagi," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers kemarin.

Kendati demikian, dia menyampaikan concern kepala negara perihal dampak negatif vaksinasi orang tua yang tidak lengkap. Padahal, orang tua yang menjadi sasaran kunjungan anak-anak.

"Jadi beliau dengan sangat bijak bilang ya kita rayakan Lebaran dengan baik jangan sampai kebaikan kita justru merugikan para orang tua yang dikunjungi anak-anak dan cucu-cucunya," ujar BGS.




(miq/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Suntikkan Vaksin Covid Booster di 2022, Ini Ketentuannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular