Banyak Fraud, Ini Cara Memanfaatkan Web3 Buat Ekonomi RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beberapa waktu terakhir, internet penuh sesak dengan istilah baru. Ada Metaverse, NFT, dan kali ini ada Web 3.0, hingga Tokenomics.
Founder dan CEO UpBanx Wafa Taftazani mengatakan, token ekonomi yang berbasis blockchain bisa berlangsung karena ada penawaran dan suplai, apalagi barang dan jasa yang ada di web 3.0 sangat terdiversifikasi. Dia menyebutkan dari desain NFT, bangunan metaverse, ataupun game.
"Di Indonesia memang belum mumpuni, ada demand tinggi, tapi suplai kualitas tinggi untuk proyek Web 3.0 masih belum banyak, sehingga ketika ada demand dan tidak ada supply maka bad actors bermain," kata Wafa pada CNBC Indonesia Economics Outlook 2022, Selasa (22/03/2022).
Hal itu membuat munculnya scam, fraud, penipuan, hingga investasi bodong. Dia menyebutkan agar token ekonomi bisa berjalan maka harus ada pasokan yang berkualitas. Sayangnya, masih belum banyak block chain engineers di Indonesia, sehingga belum banyak proyek yang bisa dikembangkan.
"Jadinya benefit jadinya keluar, tapi kalau bisa memiliki project dari Indonesia yang memberikan nilai keekonomian dampaknya akan luar biasa dan masih banyak pekerjaan rumah," ujar dia.
Selain itu, diperlukan kesadaran industri untuk melakukan aktivitas terkait ini dengan koridor yang sesuai, baik soal token ataupun startup. Agar terjadi token ekonomi yang sehat, dengan demand yang besar menurutnya pihak swasta dan pemerintah harus bekerja sama menciptakan ekosistem sehat.
"Semua harus memiliki rasa urgensi itu, karena akses Web 3.0 sangat mudah. Tapi pintu lebar ketika kita tidak siapkan maka ada banjir orang masuk dan terpental keluar dan perspektifnya jadi negatif," kata Wafa.
(rah/rah)