Pakai Cara Ini, Rusia Bisa Nyatakan Menang Telak Atas Ukraina
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia melancarkan serangan pertama kali ke Ukraina sejak 24 Februari lalu dan masih berlangsung hingga saat ini. Banyak yang bertanya bagaimana perang akan berakhir dan apakah Rusia akan menang melawan Ukraina?
Berikut sejumlah skenario:
1.Kyiv Dikuasai, Ibu Kota Ukraina Pindah
Pengamat melihat sifat konflik Rusia dan Ukraina sangat cair dan berubah-ubah. Langkah Rusia maupun Barat, tak bisa diprediksi.
Rusia diyakini ingin menguasai Ukraina Timur dan Kyiv. Rusia diklaim ingin membuat pemerintahan boneka di ibu kota Ukraina itu.
Disebutkan bisa saja perang berakhir dengan kondisi Kyiv dikuasai Rusia. Nantinya Ukraina sendiri akan memerintah dari Lviv, yang dekat Polandia.
"Skenario dasar bagi Rusia dalam tiga bulan ke depan adalah bagaimana mendapatkan kontrol yang tidak merata atas Ukraina timur, hingga Sungai Dnipro" kata Eurasi Grup dalam bahasannya.
"Untuk merebut ibu kota Kyiv setelah pengepungan yang berlarut-larut, dan untuk mendirikan pemerintah boneka yang didukung Rusia."
2.Ukraina Terpecah-pecah
Sementara itu sejumlah analis lain menilai mungkin saja perang akan membawa Ukraina menjadi bagian yang benar-benar pecah. Kontrol Rusia, akan menyebabkan "pemisahan negara".
Rusia diketahui mengakar kuat di Ukraina Timur, khususnya wilayah Donbass. Bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengakui kemerdekaan keduanya.
"Penaklukan militer atas Ukraina akan diikuti dengan pemisahan dan pembersihan besar-besaran," kata seorang peneliti di Henry Jackson Society, Taras Kuzio menyebutkan keinginan Rusia.
"Tujuan nyata Putin adalah untuk membasmi semua sisa identitas Ukraina, Visi mimpi buruk ini sangat sesuai dengan tujuan yang dinyatakan Putin sendiri .. permusuhan terhadap kenegaraan Ukraina."
Ukraina yang dipimpin loyalis Rusia mungkin akan dibentuk mirip rezim Alexander Lukashenko dari Belarusia. Kuzio mencatat bahwa ada spekulasi tentang Moskow yang berusaha mengangkat mantan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych.
Ia adalah pro Moskow yang dicopot dari kekuasaannya oleh anggota parlemen Ukraina selama Revolusi Maidan 2014. Kini, ia melarikan diri dari Kyiv ke Rusia.
(pgr/pgr)