
Kominfo Mau Luncurkan Satelit Baru Rp 5,2 Triliun, Untuk Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu program penuntasan penyediaan infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) di Indonesia, Kementerian Kominfo menjalankan proyek satelit Satria 1.
Kemkominfo akan menjalankan satelit Satria 1 untuk menyediakan akses internet di 150 ribu titik layanan publik. Penyediaan Satria 1 perlu didukung satelit backup Hot Backup Satellite (HBS). jika terjadi anomali selama masa peluncuran maupun gangguan selama masa operasional 15 tahun mendatang.
Selain digunakan untuk menopang Satria 1, HBS juga menjadi tambahan kapasitas internet sebesar 80Gbps. Biaya pembangunan satelit ini adalah Rp 5,2 triliun.
"Capex atau biaya penyediaan HBS adalah 5,2 triliun," kata Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Anang Latif, saat konferensi pers virtual, Jumat (11/3/2022).
Anang pun menjelaskan, proses pengadaan satelit ini sudah dilakukan 19 Oktober 2021 hingga 24 Februari 2022. Hasil lelang tender proyek satelit HBS dimenangkan oleh Kemitraan Nusantara Jaya.
HBS akan menggunakan teknologi pabrikan Boeing dan bakal meluncur dengan roket launcher Falcon9 milik SpaceX. Konstruksi satelit HBS akan dimulai pada kuartal 1 2022 dan dijadwalkan meluncur pada kuartal 1 2023.
"Operasional satelit backup ini diharapkan mulai pada kuartal 4 2023," ungkap Anang.
Satelit ini akan ditempatkan di slot orbit 113 derajat Bujur Timur dan memiliki tujuh stasiun di Bumi yang letaknya di berbagai kota di Indonesia.
Adapun kota-kota tempat stasiun Bumi yang dimaksud akan ada di Banda Aceh, Bengkulu, Cikarang Jawa Barat, Gresik Jawa Timur, Banjarmasin Kalimantan Selatan, dan Kupang Nusa Tenggara Timur.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kominfo Minta Anggaran 2023 Rp 40,6 T, Buat Apa?