Demam Tinggi Usai Divaksin Covid-19, Kabar Baik atau Buruk?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
07 March 2022 16:05
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga jenis Pfizer kepada warga saat vaksinasi booster Covid-19 di RSUI, Depok, Jawa Barat, Rabu (12/1/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga jenis Pfizer kepada warga saat vaksinasi booster Covid-19 di RSUI, Depok, Jawa Barat, Rabu (12/1/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa orang yang mendapatkan vaksinasi Covid-19 bisanya mengalami beberapa efek samping, seperti demam. Dua rumah sakit di Jepang melakukan penelitian terkait demam yang dikeluhkan sejumlah orang setelah divaksin.

Berdasarkan penelitian itu, demam setelah mendapatkan dosis vaksin artinya menunjukkan tingkat antibodi yang lebih dari yang tidak mengalami demam, dikutip dari The Mainichi, Senin (7/3/2022).

Penelitian ini berasal dari Universitas Kyushu dan Rumah Sakit Kota Fukuoka. Studi itu dilakukan pada Mei dan JuniĀ 2021 dengan mengukur tingkat antibodi dari 335 perawat dan staf di RS Kota Fukuoka. Seluruh peserta penelitian dilaporkan telah menerima vaksinasi dosis kedua Pfizer.

Mereka yang mengalami demam cenderung memiliki tingkat antibodi yang lebih tinggi. Seseorang dengan suhu tubuh 38 derajat celcius atau lebih tinggi, rata-rata memiliki 1,8 kali antibodi dari mereka yang berada di bawah 37 derajat celcius.

Sementara itu, ditemukan juga efek samping nyeri sendi dan sakit kepala tidak terhubung dengan tingkat antibodi.

"Tingkat antibodi yang memadai didapatkan terlepas dari apakah demam berkembang, namun orang yang memilikinya juga mendapatkan tingkat antibodi yang lebih tinggi," jelas penyusun studi, Yong Chong selaku asisten profesor di Departemen Kedokteran dan Ilmu Biosistemik Fakultas Kedokteran Universitas Kyushu.

Tingkat antibodi juga tidak terganggu dengan penggunaan analgesik antipiretik, yakni pengobatan efek samping termasuk untuk demam, lengan yang membengkak, dan sakit kepala.

Temuan serupa juga ditemukan pada mereka yang telah mendapatkan dosis vaksin booster. Tidak peduli efek samping yang berkembang, mereka bisa diobati dengan analgesik antiperetik yang tidak akan membahayakan kemanjuran vaksin," jelas Yong Chong.

"Kami ingin orang merasa aman dan nyaman mendapatkan vaksinasi".


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vaksin Zifivax Disuntikkan 3 Kali, Apa Efek Sampingnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular