Jokowi: IKN Nusantara, Kota yang Tak Bisa Dimiliki Jakarta
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengungkap alasannya begitu ngotot memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ke Kalimantan Timur dari kawasan metropolitan DKI Jakarta.
Berbicara dalam Rapimnas TNI-Polri, Jokowi menyebut bahwa gagasan pemindahan ibu kota sejatinya sudah ada sejak 1957. Kala itu, rencana pemindahan ibu kota dipimpin langsung oleh Bung Karno.
"Tetapi karena pergolakan, direm oleh Bung Karno. Tahun 1957, sudah diputuskan di Palangkaraya," kata Jokowi, Selasa (1/3/2022).
Estafet pemindahan ibu kota lantas berpindah di era kepemimpinan Presiden Soeharto. Gagasan yang mengemuka pada saat itu, ibu kota akan dipindah ke Jonggol, Jawa Barat, sebelum akhirnya batal karena terjadi krisis 97-98.
"Jadi kajiannya sudah lama sekali. Kalau tidak kita eksekusi, kajian yang ada ini ya sampai kapan pun tidak akan terjadi. Memang butuh keberanian, ada risikonya, tapi kita tahu kita ingin pemerataan," katanya.
Jokowi menjelaskan saat ini 58% kue perekonomian terpusat di pulau Jawa. Padahal, Indonesia memiliki 17.000 pulau yang tersebar di berbagai wilayah. Dengan berpindahnya ibu kota, pemerintah ingin terjadi pemerataan.
"58% perputaran itu ada di Jawa sehingga marketnya semua ada di Jawa. Orang pengen kerja, lari ke Jawa, khususnya Jakarta, karena magnet ekonomi ada di sini. Itu yang tadi saya bilang pemerataan, bukan sekedar pindahkan gedung dari jakarta, bukan itu, visi besarnya bukan di situ," jelasnya.
Faktor lainnya, adalah populasi. Jokowi mengatakan, jumlah penduduk Indonesia yang terpusat di Jawa mencapai 156 juta orang, atau 56% dari total populasi secara keseluruhan.
"Agar tidak terjadi ketimpangan ekonomi, tidak terjadi ketimpangan infrastruktur, jumlah populasi, kita eksekusi, kita putuskan yang namanya Ibu kota negara baru namanya Nusantara dan itu juga sudah secara politik ketatanegaraan sudah disetujui 8 fraksi dari 9 fraksi di DPR," jelasnya.
Jokowi lantas menjelaskan konsep pembangunan IKN Nusantara. Kawasan Ibu Kota, kata Jokowi, nantinya 70% adalah area hijau, dan 80% penduduknya akan menggunakan transportasi publik.
"80% menggunakan energi baru terbarukan, dan 10 menit kota dari satu tempat ke tempat lain. Karena dari awal konsepnya yang diberi prioritas pejalan kaki, kedua naik sepeda, ketiga transportasi umum," katanya.
Jokowi dalam kesempatan tersebut lantas sempat menayangkan video gambaran Ibu Kota Baru. Setelah video tersebut, Jokowi lantas mengatakan satu hal.
"[IKN Nusantara] sebuah kota yang tidak bisa dimiliki Jakarta," kata Jokowi.
(cha/cha)