Gejala Omicron Lebih 'Enteng', Tanda Pandemi Segera Berakhir?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
28 February 2022 10:40
Infografis/ Penelitian Terbaru, Gejala Omicron Ringan tapi...../Aristya Rahadian
Foto: Infografis/ Penelitian Terbaru, Gejala Omicron Ringan tapi...../Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak pertama kali menyebar, varian omicron dilaporkan memiliki gejala yang lebih ringan dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya. Beberapa laporan menyebut seperti dengan gejala flu atau pilek.

Spesialis Paru RS Persahabatan dan Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlina Burhan, SpP(K) memaparkan gejala pada pasien omicron. Misalnya di CDC Amerika Serikat (AS) melaporkan gejala terbanyak yang ditemukan adalah batuk, kelelahan, dan hidup tersumbat.

Namun gejala yang sering ditemukan pada varian lain yaitu kehilangan penciuman dan pengecap, jarang ditemukan pada pasien dengan omicron.

Berikut daftar gejala omicron yang dilaporkan CDC:

  • Batuk 89%
  • Kelelahan, Badan Pegal 65%
  • Hidung Tersumbat 59%
  • Demam 38%
  • Sesak Napas 16%
  • Mual/Muntah 22%
  • Diare 11%

Erlina juga menyebutkan gejala omicron yang ditemukan di RS Persahabatan. Yakni mulai dari batuk kering (63%), nyeri tenggorokan (54%), dan pilek (27%).

Ada juga yang melaporkan sakit kepala (36%), nyeri perut (5%) dan demam (18%). "Kelelahan juga banyak ditemukan atau fatigue,"kata Erlina dalam sebuah acara belum lama ini.

Sementara itu komorbid yang ditemukan di rumah sakit paling banyak adalah hipertensi. Berikutnya adalah diabetes, asma, kanker paru, gagal ginjal, dan penyakit jantung.

Namun dia juga mengingatkan meski gejalanya dilaporkan ringan ada sekelompok masyarakat yang perlu jadi perhatian jika terinfeksi varian ini. Omicron dapat sangat berbahaya jika terkena pada kelompok lansia, komorbid, dan belum divaksin.

"Omicron lebih ringan dibandingkan Delta, tetapi lebih bahaya bila mengenai kelompok lansia, komorbid, dan belum divaksin," kata Erlina.

Lantas apakah omicron menjadi akhir dari pandemi? Sejumlah ahli meragukan hal itu. Salah satunya adalah Graham Medley dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, yang memberi nasihat kepada pemerintah Inggris.

"Ini bukan varian terakhir, jadi varian berikutnya akan memiliki karakteristiknya sendiri," kata Graham Medley, seperti dikutip dari Nature.

Epidemiologi dari University of Edinburgh Mark Woolhouse yakin Covid-19 akan menjadi endemik (penyakit yang menyebar di wilayah tertentu saja). Hal itu akan terjadi ketika sebagian besar orang dewasa terlindungi dari infeksi parah karena mereka telah beberapa kali terpapar virus dan mengembangkan kekebalan alami.

Tetapi hal itu akan memakan waktu beberapa dekade, dan itu berarti banyak orang tua saat ini (yang tidak terpapar) akan tetap rentan dan mungkin memerlukan vaksinasi lanjutan.

"Tidak ada jaminan bahwa varian berikutnya akan lebih ringan, tetapi pola yang terjadi sejauh ini virus itu semakin ringan dalam setiap iterasi," kata Julian Tang dari Leicester Royal Infirmary.


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Gejala Seperti Ini? Bisa Jadi Kena Covid Varian Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular