Putin Serang Ukraina, AS Gencarkan Serangan Siber ke Rusia?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Jumat, 25/02/2022 12:55 WIB
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan siber menjadi opsi untuk mengganggu Rusia yang sedang melakukan serangan ke Ukraina. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dikabarkan diberi opsi tersebut untuk mengganggu kemampuan Rusia mempertahankan operasi militernya dalam skala besar.

Informasi ini berdasarkan laporan NBC News yang mengutip empat sumber yang tak bersedia diungkap identitasnya, terdiri dari dua pejabat intelijen AS, seorang pejabat intelijen Barat dan satu orang lainnya.

Mereka menjelaskan intelijen dan prajurit siber militer telah mengusulkan penggunaan serangan siber AS dalam skala besar. Salah satu opsinya mengganggu konektivitas internet di seluruh Rusia, mematikan tenaga listrik serta merusak sakelar kereta api.


"Anda bisa melakukan segalanya dari memperlambat kereta hingga membuat mereka jatuh dari rel," kata seorang sumber, dikutip Jumat (25/2/2022).

Mereka mengatakan pilihan serangan siber itu didesain untuk mengganggu bukan menghancurkan. Ide tersebut adalah untuk merusak jaringan bukan pada orang.

Para pejabat berdiskusi soal otoritas mana yang melakukan serangan itu terjadi. Termasuk apakah tindakan itu rahasia atau kegiatan militer klandestin.

Seorang sumber mengatakan AS tidak akan secara terbuka mengakui melakukan operasi. Kemungkinan lembaga seperti Cyber Command, National Security Agency dan CIA yang akan memainkan peran dalam operasi tersebut.

NBC News mengutip para sumber menyebut tidak ada keputusan akhir yang dibuat. Sementara itu pada awalnya Gedung Putih tidak menanggapi permintaan berkomentar.

Namun setelah publikasi, Emily Horne selaku juru bicara National Security Council mengatakan "laporan ini tidak masuk akal dan tidak mencerminkan apa yang sebenarnya sedang dibahas dalam bentuk atau format apapun".

Opsi yang diberikan pada Biden, menurut para pejabat mencakup banyak hal. Dari gangguan sederhana hingga sangat drastis.

Mereka juga mengantisipasi aksi balasan dari Rusia. Salah satu kemungkinannya seperti serangan siber yang menyerang Colonial Pipeline, yang akhirnya menjadi korban adalah konsumen AS.


(npb/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Risiko Serangan Siber Berbasis AI Kian Ngeri, RI Siap Hadapi?