
Ukraina Diserang Hacker, Inggris & AS Tunjuk Hidung Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Laporan dunia maya yang diterbitkan oleh badan intelijen di Inggris dan Amerika Serikat mengaitkan malware baru yang berbahaya dengan kelompok peretasan yang didukung Rusia.
Temuan ini muncul di tengah kekhawatiran potensi serangan siber Rusia terhadap Ukraina seiring meningkatnya ancaman perang di wilayah tersebut. Penelitian bersama ini diterbitkan oleh Pusat Keamanan Siber Nasional di Inggris dan badan-badan AS termasuk Badan Keamanan Nasional.
Menurut The Guardian, Kamis (24/2/2022), laporan ini memperingatkan bahwa kelompok peretas yang dikenal sebagai Sandworm mengembangkan jenis malware baru Cyclops Blink.
Malware tersebut menargetkan perangkat firewall yang dibuat oleh produsen Watchguard untuk melindungi komputer dari peretasan. Virus canggih ini dapat bertahan dari perlindungan biasa termasuk reboot.
Temuan itu muncul saat Inggris dan AS, sekutu Ukraina, sangat waspada terhadap peretasan yang disponsori negara Rusia.
Namun, perusahaan keamanan siber AS Mandiant mengatakan pengumuman itu adalah pengingat kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh Sandworm. Sandworm telah disalahkan atas serangan NotPetya yang menghancurkan di Ukraina pada 2017.
John Hultquist, wakil presiden di Mandiant Threat Intelligence, mengatakan Sandworm tetap menjadi musuh yang begitu berani dan cerdas.
"Mengingat krisis di Ukraina, kami sangat prihatin dengan aktor ini, yang telah melampaui semua yang kami lacak dalam hal serangan cyber agresif dan operasi informasi yang mereka lakukan," katanya Hultquist. "Tidak ada aktor Rusia lain yang begitu berani dan sukses mengganggu infrastruktur penting di Ukraina dan di tempat lain."
Dilaporkan sebelumnya, Ukraina telah mengalami serangkaian serangan siber yang ditudingkan Kyiv kepada Rusia. Moskow, yang terjebak dalam konfrontasi yang meningkat dengan barat atas Ukraina, telah membantah terlibat.
Pada Rabu (24/2/2022) sore waktu setempat, serangan DDoS terjadi besar-besaran yang menargetkan situs web pemerintah dan bank Ukraina.
"Sekitar jam 4 sore, serangan DDoS massal lainnya di negara bagian kami dimulai. Kami memiliki data yang relevan dari sejumlah bank, "kata Mykhailo Fedorov, menteri transformasi digital, menambahkan bahwa situs parlemen juga terkena.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Peran Besar Hacker Rusia dalam Serangan Ransomware
