Kabar Baik, Positivity Rate Omicron Sejumlah Daerah RI Turun

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
23 February 2022 08:25
Suasana Aktivitas di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Suasana Aktivitas di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mengalami kenaikan beberapa waktu lalu, sejumlah daerah menunjukkan penurunan positivity rate. Termasuk di daerah Jawa-Bali yang sempat menjadi penyumbang kasus konfirmasi besar secara nasional juga mengalami hal serupa.

"Jadi beberapa minggu ini, terutama di Jawa Bali yang merupakan penyumbang kasus 60 sampai 70% kasus konfirmasi nasional, terlihat penurunan angka positivity rate nya," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Eid., dikutip dari laman Sehat Negeriku, Rabu (23/2/2022).



Laman tersebut melaporkan dalam seminggu terakhir, angka positivity rate secara nasional mulai melandai yakni 17,7%. Sementara itu DKI Jakarta pada periode 15-21 Februari 2022, angka positivity rate menunjukkan 18,5%, menurun dari 23,8% pada 8-14 Februari 2022 lalu.

Banten juga mengalami hal yang sama, sebelumnya berada di 27,4% pada 8-14 Februari 2022, pada 15-21 Februari 2022 adalah 23,1%. Bali dari 18,2% turun menjadi 11,2% dan Jawa Barat 22,8% dari sebelumnya 23,7%. Jawa Tengah 27,6% menjadi 26,5%, serta Jawa Timur 18% turun ke angka 17%.

Kondisi kasus hospitalisasi rumah sakit nasional juga masih menunjukkan level stabil. Hingga Selasa (22/2/2022), dilaporkan bed occupancy ration (BOR) secara nasional adalah 38% tidak berbeda dari hari sebelumnya. Siti Nadia juga mengatakan semua daerah tercatat belum pernah mencapai kasus rawat inap mencapai saat puncak Delta tahun lalu.

Jumlah kumulatif pasien yang dirawat hingga Sabtu (19/2/2022) saat varian omicron menyebar berjumlah 123.905 pasien. Dari jumlah itu sebagian bear adalah gejala ringan dan tidak bergejala (OTG), dengan masing-masing menyumbang 39% dan 32%.

"Dengan menjalankan strategi isolasi mandiri serta dukungan pelayanan telemedisin, kita bisa meringankan beban rumah sakit dan tenaga kesehatan kita secara efektif hingga 71%. Tempat tidur isolasi dan intensif di rumah sakit pun harus efektif digunakan hanya untuk perawatan pasien bergejala sedang hingga kritis. Tempat tidur isolasi dan intensif untuk merawat pasien sedang hingga kritis ini baru terisi sekitar 29% dari alokasi yang ada saat ini," jelasnya.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah memperpendek interval vaksinasi booster menjadi minimal tiga bulan dari pemberian vaksin primer khusus untuk lansia. Ini berdasarkan rekomendasi dari Komite Penasihan Ahli Imunasi Nasional atau ITAGI.

Tujuan kebijakan ini untuk melindungi kelompok masyarakat lansia. Vaksin yang digunakan sebagai booster, bisa dengan kombinasi jenis yang sama atau berbeda dari dua dosis sebelumnya dan telah mendapatkan EUA dari BPOM serta rekomendasi ITAGI.


(npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Layanan Telemedisin bagi Pasien Isoman RI, Obat Gratis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular