Sederet Cara Jitu Bank Aladin Syariah Perkuat Ekosistem

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
21 February 2022 10:09
Aladin Syariah
Foto: Dok Bank Aladin Syariah

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) terus memperluas kolaborasinya dengan beragam mitra dari berbagai sektor. Strategi kolaborasi ini telah berhasil memperluas ekosistem digital syariah dalam menjalankan bisnisnya.

Menjadi bank digital syariah pertama di Indonesia, Bank Aladin memiliki visi untuk mendorong inklusi keuangan. Perusahaan memilih untuk menggunakan strategi penggabungan antara elemen online dan offline atau omnichannel, serta fokus menggarap pasar ekonomi syariah, secara maksimal dengan menggunakan peranan teknologi.

Presiden Direktur Bank Aladin Dyota Marsudi mengatakan perwujudan dari ketiga faktor tersebut bisa terlihat dari kerja sama yang sudah dilakukan Bank Aladin dengan berbagai mitranya. Layanan perbankan omnichannel tercermin dalam kolaborasi yang dijalin dengan jaringan minimarket terbesar di Indonesia, Alfamart.

Kini sebanyak 17.000 gerai yang dimiliki jejaring Alfamart dan Alfamidi sama dengan jumlah cabang semua 4 bank konvensional teratas jika digabungkan. Jumlah ini juga setara dengan 10 kali lipat jumlah semua cabang bank syariah yang ada di Indonesia saat ini.

Kerja sama terbaru yang dijalin dengan platform social commerce yang fokus dalam memfasilitasi jual beli produk muslim, Evermos juga masuk dalam kerangka strategi omnichannel. Dengan ratusan ribu reseller yang ada dalam ekosistem Evermos, kolaborasi ini akan memberikan fasilitas untuk mereka dalam melakukan transaksi finansial, serta mengembangkan mitra UMKM dalam melakukan ekspansi usaha.

Evermos nantinya akan berfokus pada proses transaksi jual dan beli. Sementara Bank Aladin akan membantu para konsumen, reseller, dan mitra UMKM Evermos dalam menciptakan pengalaman perbankan digital yang inovatif dengan memberikan akses finansial berbasis syariah.

Strategi yang dilakukan Bank Aladin menjadikan terbentuknya sebuah integrasi antara layanan perbankan secara online dan offline sekaligus akan mempermudah akses masyarakat dan pelaku UMKM kepada layanan perbankan Syariah.

Dyota mengatakan, Bank Aladin tidak akan memiliki kantor cabang secara resmi, namun jejaring toko milik Alfamart dapat menjadi kantor perwakilan yang masif hingga ke wilayah pelosok.

"Kita tidak akan punya kantor cabang. Namun kehadiran secara offline, mau bagaimanapun, masih dan akan tetap dibutuhkan untuk memberi rasa nyaman kepada target pasar kami yang mungkin baru melakukan aktivitas perbankan untuk pertama kali. Di sini, ribuan toko yang dimiliki Alfamart akan berperan sangat besar," ungkap Dyota, Senin (20/2/2022).

Bank Aladin spesifik memilih target pasar, yakni underbanked dan unbanked. Dyota juga menekankan bahwa produk yang akan dihasilkan ke depan secara spesifik dibangun untuk fokus melayani dan memenuhi kebutuhan dari nasabahnya. Beberapa caranya adalah menciptakan proses registrasi mudah serta pengalaman menggunakan aplikasi yang bisa bekerja pada perangkat dengan memori dan kualitas internet yang terbatas.

Dengan target pasar tersebut, faktor berikutnya yang menarik untuk diperhatikan adalah mitra Bank Aladin dalam sektor penyedia platform teknologi/platform online. Tidak tanggung-tanggung, untuk memaksimalkan peranan teknologi dalam pengembangan ekosistem bisnisnya, Bank Aladin telah menggandeng dua raksasa teknologi dunia sekaligus, yakni Facebook dan Google Cloud.

Ekosistem yang terbangun dari kerja sama dengan Facebook Indonesia ini akan sangat berperan dalam mendorong pertumbuhan bisnis pelaku UMKM dengan cara mendorong edukasi yang baik mengenai literasi keuangan dan literasi digital. Pelaku UMKM nantinya akan mendapatkan manfaat yang sangat besar dari penggunaan teknologi digital dari infrastruktur teknologi milik Facebook.

Infrastruktur teknologi dalam ekosistem ini nantinya juga akan sangat terbantu dengan hadirnya Google Cloud Indonesia yang akan mendukung Bank Aladin dalam menciptakan terobosan inovatif dalam layanan keuangan syariah. Kolaborasi ini diketahui tidak hanya terbatas pada layanan cloud, tetapi juga memperluas skala infrastruktur, data analytic, dan machine learning.

Faktor ketiga adalah kerja sama yang dilakukan dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Ini menjadi kunci dalam menguatkan positioning Bank Aladin sebagai bank digital syariah. Setiap tahunnya, BPKH mengelola dana lebih dari 10 miliar dollar AS dari 750 ribu calon jamaah haji, sehingga kolaborasi ini akan sangat signifikan untuk mempermudah pelayanan calon jemaah haji Indonesia terhadap akses perbankan syariah.

Didukung ekosistem teknologi Bank Aladin yang luas, kerja sama ini juga akan membuka banyak kesempatan untuk melakukan inovasi dalam layanan jemaah haji, salah satunya adalah transformasi layanan digital baik dalam pengelolaan data jemaah, dan kemudahan layanan bagi jemaah haji.

Dengan besarnya potensi yang dimiliki, industri perbankan syariah di Indonesia selama ini masih sangat underserved. Padahal, berdasarkan riset dari McKinsey, produk yang memenuhi sharia-compliance menjadi faktor kedua terpenting bagi masyarakat dalam memilih layanan keuangan, setelah faktor kepercayaan terhadap penyedia layanan. Faktor berikutnya yang juga penting adalah fitur dari produk perbankan yang ditawarkan.

Dari strategi kolaborasi yang dilakukan dengan berbagai partnernya, ketiga faktor di atas telah secara bertahap dipenuhi oleh Bank Aladin. Ekosistem yang terbangun pun semakin tampak kuat dan meyakinkan. Meskipun demikian, Bank Aladin memastikan, semua langkah yang sudah dilakukan sampai hari ini menjadi sebuah permulaan dari upaya mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramalan Ngeri Sri Mulyani, 'Kiamat' Teller Bank di Depan Mata

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular